Bagikan artikel ini :

Allah Sumber Sukacita Sejati

Filipi 4:2-9

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
- Filipi 4:4

Surat Filipi ditulis oleh Paulus saat berada di dalam penjara. Berada dalam kekangan jeruji besi tentu bukanlah hal yang menyenangkan, apalagi ia dipenjara bukan karena melakukan suatu pelanggaran hukum tetapi oleh karena iman. Namun, dalam kondisi tersebut Paulus malah menasihati jemaat Filipi supaya senantiasa bersukacita.

Paulus paham jemaat Filipi bukanlah jemaat yang sempurna. Di dalam keseharian, mereka menghadapi kesulitan demi kesulitan yang dapat merenggut sukacita dari hati mereka. Ditambah lagi saat itu jemaat Filipi menghadapi permusuhan dari luar, perselisihan di antara anggota-anggotanya (ay. 2), dan pergumulan-pergumulan lainnya. Namun demikian, Paulus tetap ingin mereka bersukacita dalam kondisi apa pun.

Bila dalam situasi yang baik dan kondisi sukses, menikmati sukacita adalah hal yang wajar. Namun, bagaimana kalau dalam kondisi susah? Bagaimana jika kita sedang menghadapi persoalan, apakah kita tetap bisa mengalami sukacita? Sukacita dipahami banyak orang diperoleh melalui situasi dan kondisi yang menguntungkan. Karena pemahaman ini, banyak orang menjalani hidup tidak bersukacita karena persoalan dan beratnya beban yang ditanggung.

Kata bersukacita atau chairo, memiliki pengertian bukan sukacita yang sifatnya sementara karena situasi yang menyenangkan atau dalam kondisi sukses. Sukacita didapat bukan dari luar, tetapi dari dalam hati yang berasal dari Tuhan. Tuhan adalah sumber sukacita sejati yang tidak terpengaruh oleh kondisi luar dan tidak dapat dirampas oleh siapa pun.

Bagaimana cara mendapatkan sukacita? Pertama, miliki relasi pribadi yang intim dengan Tuhan. Kedua, mensyukuri keselamatan yang Dia telah anugerahkan. Keselamatan yang tidak bisa hilang karena persoalan yang kita hadapi. Ketiga, bagikan seluruh pergumulan kita melalui doa. Saat mengungkapkan pergumulan melalui doa, tanpa kita sadari ada sukacita dan kekuatan yang Allah berikan mengalir melalui hidup kita.

Marilah kita menyadari bahwa sukacita sejati berasal dari Allah. Allah bukan hanya dapat memberikan keselamatan, tetapi Dia juga berkuasa menolong hidup kita. Bersukacitalah senantiasa karena kita memiliki Allah yang hidup!

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda senantiasa bersukacita saat berada di lembah kekelaman hidup?
  • Apa langkah awal yang akan Anda ambil untuk memperoleh sukacita yang sejati?