Bagikan artikel ini :

Awas Jangan Bermain Api

Hakim-hakim 16:1-31

Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: “Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.”
- Hakim-hakim 16:28

Peribahasa mengatakan, “Bermain air basah, bermain api hangus”, artinya setiap perbuatan yang dilakukan pasti ada risiko atau akibatnya yang akan kita tuai. Demikian pula dengan kisah tragis Simson. Keperkasaan fisiknya tidak disertai kekuatan batinnya. Ia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya sehingga jatuh tergoda oleh perempuan sundal di Gaza (ay. 1) dan lalu jatuh cinta kepada Delila, wanita Filistin (ay. 4). Ia tidak mengindahkan peringatan orangtuanya bahwa tidak sepatutnya menikahi seorang perempuan Filistin (Hak. 14:3).

Petualangan cinta terlarang Simson berakibat fatal. Delila bukan hanya budak nafsu, melainkan juga budak uang. Ia tidak benar-benar mencintai Simson. Demi uang, Delila merayu Simson mati-matian untuk mengorek rahasia kekuatannya. Karena tidak tahan, Simson menceritakan rahasia kekuatannya, yaitu jika rambut kepalanya dicukur.

Sumber kekuatan Simson berasal dari penyertaan Tuhan, bukan dari rambutnya. Ia tidak boleh mencukur rambutnya adalah tanda ketaatannya kepada Tuhan. Begitu rambutnya dicukur maka Tuhan meninggalkannya (ay. 20). Simson akhirnya ditangkap orang Filistin, dicungkil kedua matanya, dan ditahan. Bersyukur menjelang akhir hidupnya, Simson tersadar dan kembali mencari Tuhan. Ia mati sebagai pembela bangsa yang mengorbankan nyawanya untuk membebaskan umat Israel dari penindasan bangsa Filistin.

Kisah Simson mengajarkan dua hal penting. Pertama, rencana Allah pasti berhasil. Simson seorang yang tidak bisa menahan nafsunya. Kita akan beranggapan Simson tidak memiliki masa depan yang baik. Namun ternyata, Tuhan bisa memakai Simson dengan cara-Nya sendiri. Dia mengembalikan iman Simson menjelang akhir hidupnya.

Kedua, dosa harus segera dibereskan sebelum terlambat dan jangan tunda waktu untuk bertobat (1Yoh. 1:9). Simson tidak peduli terhadap batasan-batasan pergaulan yang seharusnya dipatuhinya dan terlambat bertobat sehingga harus mati mengenaskan.

Kisah Simson merupakan peringatan keras bagi setiap orang Kristen yang merasa dirinya hebat dan pandai sehingga sukses dalam pekerjaan dan pelayanan. Ingatlah, semua keberhasilan datangnya dari Tuhan. Landasilah hidup dengan ketaatan pada firman Tuhan maka Dia akan memberkati. Sebaliknya, jangan memberontak dan tidak percaya kepada Tuhan karena kita pasti akan gagal dan hancur karena Dia tidak menopang kita (Yer. 17:5-8).

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda memahami dan menaati batas-batas kebenaran yang tidak boleh dilanggar?
  • Apa yang akan Anda lakukan untuk mencegah melakukan dosa yang serupa?