Bagikan artikel ini :

Berseru atau bersungut?

Keluaran 17:1-7

“Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
- Keluaran 17:7b

Penggalan ayat ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh umat pilihan Tuhan, yaitu bangsa Israel. Perkataan ini diucapkan oleh orang-orang yang sudah mengalami pertolongan Tuhan selama puluhan tahun. Pertolongan yang nggak cuma satu-dua kali saja, tapi juga melalui mukjizat-mukjizat ajaib di luar akal dan kemampuan manusia.

Seharusnya sebagai umat Allah, setelah mengalami berbagai pengalaman dan kejadian luar biasa, mereka berterima kasih atas penyertaan Tuhan selama mengarungi padang pasir menuju Tanah Perjanjian. Namun, ucapan tidak sopan, kurang ajar, dan menyangsikan kebaikan Tuhan justru terucap dari bibir mereka.

Apakah Anda pernah mengucapkan perkataan serupa? Karena tekanan hidup, ekonomi terpuruk, kesehatan memburuk, relasi keluarga tersuruk, dan lain sebagainya, Anda justru mengeluarkan ucapan, “Sungguhkah Tuhan ada?” Memangnya nggak boleh gitu yah Bu?

Saudaraku, mari bedakan ucapan seruan dengan ucapan keluhan. Yang diucapkan di atas adalah keluhan, sungutan karena hati tidak percaya. Bedakan ucapan meminta dengan memberi perintah. Bangsa Israel bukan lagi meminta kepada Tuhan sebagai hakim mereka, tetapi mereka sedang menjadi hakim. Bukan sedang berseru kepada Tuhan sebagai umat-Nya tetapi playing as a God (berperan sebagai Tuhan). Mereka mengatur Tuhan bahwa umat Tuhan harus sehat, cukup makanan, punya banyak sumber air minum, dan jalan hidupnya selalu mulus dan aman.

Kita juga dalam kehidupan suka banyak ingin mengatur Tuhan. Ekonomi ingin terus lancar, bisa liburan setahun minimal satu kali, anak-anak berprestasi dan juara di sekolahnya, keluarga harus terus rukun dan bahagia selama-lamanya. Lhoo, yang Tuhan itu siapa yah?

Ya, inilah kenyataannya, umat mengatur Tuhan! Ini namanya kebangetan. Ini bukan seruan ketidakmengertian. Ucapan itu bukan seruan minta tolong melainkan
sungutan menantang yang melawan Tuhan.

Hati-hati yah, jangan sampai karena tekanan hidup, himpitan ekonomi, beratnya masalah, dan hal-hal menekan lainnya, kita jadi marah dan mengatur Tuhan. Tuhan ada, Dia punya cara, Allah tahu bagaimana menolong kita. Belajar menantikan Dia, jangan malah marah-marah dan mengucapkan kata-kata yang akan menambah masalah. Tuhan selalu berada di samping Anda, nantikan pertolongan-Nya.

Refleksi Diri:

  • Dalam menghadapi permasalahan hidup, Anda cenderung berseru meminta pertolongan atau bersungut meminta Tuhan menuruti keinginan Anda?
  • Bagaimana Anda sekarang meyakini bahwa Tuhan selalu ada menyertai Anda dalam menjalani kehidupan?