Bagikan artikel ini :

Fokus Pada Tuhan dan Pasangan

Kidung Agung 4:8

Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
- Pengkhotbah 9:9

Seks adalah salah satu topik yang paling dihindari untuk dibicarakan, apalagi di dalam buku renungan. Padahal begitu pentingnya seks sampai-sampai Kidung Agung pasal 4 didedikasikan hanya untuk membicarakan topik ini.

Sang raja memulai hubungan intim mereka dengan memanggil si gadis turun dari gunung Libanon. Lebih seru lagi, ia memanggil si gadis turun dari liang-liang singa dan macan tutul! Apakah si gadis tinggal di tempat bahaya tersebut? Tentu saja tidak! Maksud sang raja adalah memanggil si gadis turun dari ketakutan, kekhawatiran, dan hal lain yang merisaukannya. Apalagi ini malam pengantin mereka. Ada rasa takut si gadis saat melangkah masuk ke dalam hubungan yang baru.

Relasi intim membutuhkan komitmen dua pihak untuk meninggalkan segala distraksi. Keduanya harus memalingkan wajah dari kekhawatiran dunia dan hanya memandang satu sama lain. Pikiran yang tidak fokus memperkecil kemungkinan terjadinya kepuasan. Idealnya, tidak hanya aktivitas intim saja yang membuat keduanya fokus satu sama lain, melainkan juga kegiatan-kegiatan lain yang dijalani bersama. Semakin fokus, semakin dalam pengenalan Anda akan pasangan dan semakin besar kepuasan yang akan diperoleh dari pengenalan tersebut.

Prinsip ini mirip dengan prinsip ibadah. Ibadah adalah pengalaman rohani yang menuntut kita fokus sepenuhnya kepada Tuhan tanpa mengutak-utik smartphone atau mengobrol dengan orang lain. Beberapa tradisi Kekristenan sangat menekankan “kesatuan dengan Kristus” (union with Christ), yaitu melakukan berbagai upaya seperti doa dan meditasi untuk mencapai suatu keadaan seseorang tidak memikirkan apa pun selain Kristus saja. Sayangnya, hal ini jarang dipraktikkan di dalam gereja masa kini dengan tradisi-tradisi yang lebih modern. Apakah kesulitan fokus pada pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus berjalan beriringan dengan kesulitan fokus pada pengalaman intim bersama pasangan?

Dunia semakin sibuk. Dimensi hidup manusia bertambah sehingga ada makin banyak hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, kita perlu menyadari ada momen-momen ketika segala beban perlu ditanggalkan supaya bisa fokus pada pribadi yang dengannya kita menyatu dan mengenalnya secara intim. Kekhawatiran hanya akan merampas sukacita dan membuat kita sibuk tanpa menghasilkan apa pun.

Refleksi Diri:

  • Dalam beberapa bulan atau minggu terakhir ini, pikiran apa yang terus-menerus menganggu Anda?
  • Apa langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan untuk menghalangi distraksi-distraksi tersebut mengganggu kedekatan Anda?