Bagikan artikel ini :

Hikmat Itu Berharga

Amsal 9

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus
adalah pengertian.
- Amsal 9:10

Apa yang Anda pandang paling berharga di dalam hidup? Mungkin kita bisa berbeda pandangan satu dengan yang lain, tetapi apa yang menurut kita paling berharga akan menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan. Firman Tuhan berkata hikmat begitu berharga. Kitab Suci bahkan mengatakan bahwa permata menjadi tidak berharga begitu disandingkan dengan hikmat (Ams. 3:15). Pada bagian lain dinyatakan, mendapatkan hikmat lebih berharga dari mendapatkan emas (Ams. 16:16), bahkan dikatakan juga orang yang mendapatkan hikmat akan berbahagia (Ams. 3:13). Apa pun yang diinginkan seseorang di dunia ini tidak dapat menyamai hikmat.

Betapa berharganya hikmat, tercermin dalam kisah Raja Salomo ketika ditawari oleh Tuhan permintaan tanpa batas. Salomo meminta bukan nama besar, bukan juga kekayaan, tetapi hikmat. Hikmat tidak mudah didefinisikan dalam satu kalimat. Hikmat tidak sama dengan pengetahuan. Dengan hikmat ketika seseorang diperhadapkan dengan pilihan, ia bisa memilih yang tepat. Hikmat bisa mengerjakan dengan benar apa yang Tuhan kehendaki. Dengan hikmat seseorang bisa bijaksana memutuskan segala sesuatu.

Pada ayat emas di atas dikatakan awal dari hikmat adalah takut akan Tuhan, artinya kita harus mengenal Tuhan terlebih dahulu. Takut akan Tuhan berarti memiliki rasa hormat dan kekaguman kepada Allah. Takut akan Tuhan berarti juga mengakui kekuasaan dan kebesaran-Nya dan dengan sukarela tunduk kepada-Nya, dan bersedia mengikuti kehendak Tuhan.

Nabi Yesaya menggambarkan Yesus dalam nubuatannya demikian, “Roh Tuhan ada padanya, roh hikmat dan roh pengertian, roh nasihat dan roh keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan;” (Yes. 11:2). Dalam hikmat-Nya yang agung, Allah Bapa mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita, sesuatu yang bahkan tak terpikirkan oleh manusia. Hanya di dalam Kristus kita akan memperoleh hikmat. Hendaklah kita bergaul intens dengan Tuhan, jangan angin-anginan dalam berelasi dengan-Nya, seriuslah untuk hidup di dalam Kristus Yesus. Janganlah mengejar yang sia-sia di dalam hidup karena hanya hidup di dalam hikmat Tuhan yang tidak pernah akan sia-sia.

Refleksi diri:

  • Menurut pendapat Anda, mengapa hikmat itu begitu berharga?
  • Apa yang ingin Anda lakukan supaya senantiasa bisa hidup di dalam hikmat Tuhan?