Bagikan artikel ini :

Jangan Mencobai Tuhan Allahmu

Matius 4:1-11

Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
- Matius 4:7

Perikop hari ini menceritakan tiga aktor: Allah, Yesus (sebagai manusia), dan Iblis – dalam hal pencobaan. Diawali dengan Allah, yakni Roh Kudus, membawa Yesus ke padang gurun (ay. 1). Tujuannya jelas, agar Yesus dicobai oleh Iblis. Ini hal pertama yang dapat kita pelajari. Allah mengizinkan Yesus dicobai oleh Iblis. Dengan kata lain, pencobaan hanya dapat terjadi jika Allah mengizinkan. Kontrol hidup manusia bukan di tangan manusia, juga bukan di tangan Iblis, tetapi hanya ada di tangan Allah.

Kedua, Iblis mencobai Yesus. Sekalipun ia tahu Yesus adalah Putra Allah, tetapi ia tetap mencobai-Nya. Jelas sekali terlihat sifat dasar dari Iblis adalah si pencoba. Hakikatnya adalah untuk menyeret yang lain agar mengikut dia memberontak terhadap Allah. Ia ingin manusia dan juga manusia Yesus Kristus jatuh ke dalam dosa. Ada perbedaan yang jelas antara Allah dan Iblis. Allah mengizinkan kita dicobai agar kita kuat tidak jatuh ke dalam dosa. Iblis sebaliknya mencobai untuk menyeret kita ke dalam dosa.

Ketiga, Iblis mencobai Yesus untuk mencobai Allah. Iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah dan minta agar Dia menjatuhkan diri-Nya. Tujuan Iblis untuk melihat apakah benar janji Allah bahwa Dia akan memelihara anak-anak-Nya saat dalam bahaya (ay. 6). Iblis ingin kita menguji apakah janji Allah dapat dipegang. Dengan kata lain, ia ingin kita mencobai Allah sendiri.

Terakhir, kita melihat respons Yesus. Dia dengan tegas berkata, “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu.” (ay. 7). Yesus mengizinkan diri-Nya dicobai oleh Iblis. Dengan kata lain, Yesus tunduk kepada Allah yang mengizinkan diri-Nya untuk dicobai. Namun, Dia tidak mengizinkan diri-Nya untuk mencobai Allah.

Kita belajar dari Yesus esensi iman orang percaya. Beriman adalah taat dan tunduk kepada kedaulatan Allah. Mencobai Allah adalah tindakan orang tidak beriman karena mencobai Allah artinya meragukan kepastian janji Allah untuk hidup kita.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana pengalaman Anda melewati pencobaan? Apakah Anda merasa iman Anda menjadi lebih kuat?
  • Pikirkan satu atau dua contoh, perbuatan yang mencobai Allah. Mengapa tidak boleh mencobai Tuhan?