Bagikan artikel ini :

Kabar Baik Melampaui Kabar Buruk

Mazmur 23

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
- Mazmur 23:4

Terkadang kita mendengar orang bertanya, “Mau dengar kabar baik atau kabar buruk terlebih dahulu?” Oke, kabar buruk dulu yah, bahwa hidup kita tidak pernah lepas dari masalah. Sesukses, sepintar, seterkenal, sesehat apa pun kita, kita tidak luput dari masalah. Sebanyak apa pun relasi, harta benda yang dimiliki, tidak membuat kita kebal terhadap masalah. Iya, sekalipun selalu ada kabar buruk, tetapi kabar baik yang melampaui kabar buruk pasti kita alami.

Kabar baiknya seperti yang dikatakan dalam ayat di atas, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” Domba-domba satu saat harus menyusuri lembah-lembah gelap dan berbahaya. Namun, mereka tidak menjelajahinya sendirian, selalu ada Sang Gembala menyertai. Gembala mampu menjamin domba-domba-Nya sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Gada dan tongkat di tangan Sang Gembala menjaga dari serangan-serangan binatang buas dan mengarahkan domba-domba untuk tidak tersesat. Bukan lingkungan atau situasi yang membuat mereka tenang, tetapi penyertaan Sang Gembala sekalipun di dalam lembah kekelaman.

Situasi di dalam kehidupan tidak bisa menjamin ketenangan kita. Sekalipun sedang berjalan di jalan yang rata dan lancar, sangat mungkin kita bisa dibelenggu oleh ketakutan-ketakutan, apalagi ketika berada di jalan gelap dan menyeramkan. Ketenangan kita adalah ketika Tuhan selalu bersama-sama dengan kita. Tuhan yang memegang kendali atas segala sesuatu, Dia yang memastikan kita sampai tujuan akhir dengan selamat.

Tuhan Yesus pernah menempuh jalan yang sangat gelap dan kelam. Seorang diri Dia menanggung hukuman dosa paling mengerikan. Yesus menempuh jalan itu untuk memastikan jalan yang akan kita tempuh. Dia tidak meninggalkan kita saat berjalan dalam kegelapan, supaya kita bisa hidup bersama-Nya di dalam terang. Kalau kita memahami bagaimana penyertaan Tuhan sudah menyelamatkan kita, pasti kita juga percaya bahwa Tuhan akan menyertai di setiap pergumulan yang dihadapi. Inilah kabar baik dari penderitaan, bahwa kita tidak pernah sendirian. Sekalipun kabar buruk mengatakan permasalahan pasti ada, tetapi ada kabar baik yang melampauinya, yaitu bahwa Tuhan Yesus selalu beserta kita.

Refleksi diri:

  • Mengapa bersama Yesus, Sang Gembala, kita akan bisa menghadapi situasi kehidupan yang paling buruk?
  • Bagaimana sikap hati yang bisa menguatkan kita saat berhadapan dengan situasi sulit?