Bagikan artikel ini :

Menuai Dari Perbuatan Baik

Galatia 6:1-10

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
- Galatia 6:9

Hidup di dunia akan punya arti saat kita dengan iman yang benar mampu berbuat baik dan menolong orang lain bahkan saat kondisi kita sedang tidak berkelebihan. Namun, orang yang terbiasa berbuat baik melalui perilaku
dan pemberiannya terkadang bisa jemu dan menghentikan semua kebaikannya.

Mengapa orang jemu berbuat baik? Karena hatinya berubah! Terjemahan bahasa Yunani ayat ini berbunyi demikian “Janganlah kamu kehilangan hati (ekalomen) untuk berbuat baik.” Hal ini menekankan bahwa kebaikan kita lahir dari hati, hati yang telah diperbarui Roh Kudus sehingga kita tidak mengharapkan balasan atas kebaikan tersebut.

Memang orang bisa kehilangan hati karena tidak melihat buah dari pemberiannya atau karena dikecewakan dan dikhianati. Dalam konteks Galatia, menjadi jemu atau tidak antusias lagi dalam berbuat baik disebabkan perselisihan yang muncul karena asumsi atau prasangka negatif. Wajar jika kita yang menolong orang bisa kecewa tapi Tuhan mau kita tetap berbuat baik dalam pemberian dan persembahan kasih untuk menolong sesama.

Hal baik yang Anda lakukan hari ini mungkin saja akan dilupakan besok. Namun, berbuat baiklah apa pun yang terjadi karena ketaatan kita kepada Tuhan. Firman pagi ini mengingatkan satu saat Tuhan akan membuat kita menuai kebaikan. Berbuat kebaikan pada orang lain akan memberikan buah yang baik di kemudian hari.

Apa upah perbuatan baik? Pertama, kita akan menerima kebaikan Tuhan pada hidup yang akan datang. “dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yoh. 5:29).

Kedua, kita akan menerima kebaikan Tuhan pada hidup sekarang ini. “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.” (Ibr. 6:10). Saudaraku, maukah Anda hari ini dengan iman kepada Yesus melakukan setidaknya satu perbuatan baik sehingga kita bisa berkata, “Senyum di wajahmu, manisnya di hatiku”?

Salam hangat dan manisnya di hatiku.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah merasa jemu berbuat baik? Kenapa?
  • Setelah membaca renungan ini, apa komitmen yang ingin Anda buat selanjutnya dalam hal berbuat baik?