Bagikan artikel ini :

Menyembah Allah Yang Tak Dikenal?

Kisah Para Rasul 17:16-34

Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
- Kisah Para Rasul 17:23

J.I. Packer mengatakan, “Ketidaktahuan akan Allah, akan jalan-jalan-Nya dan bagaimana menjalin hubungan dengan-Nya adalah akar dari banyak kelemahan gereja masa kini.” Akibat dari ketidaktahuan atau ketidakkenalan akan Allah menghasilkan dua kecenderungan:

Pertama, pikiran orang Kristen telah disesuaikan dengan roh kehidupan modern, hanya menyisakan sedikit ruang untuk memikirkan Allah. Orang lebih banyak menghabiskan waktu memikirkan pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri daripada memikirkan Allah.

Kedua, pikiran kita dibingungkan oleh skeptisisme modern dan naturalisme yang telah menyangkal Allah sebagai penguasa dan pengontrol dunia secara langsung. Tidak sedikit akhirnya orang Kristen jadi skeptis dan ikut mempertanyakan kasih, kebaikan, dan kedaulatan Allah di tengah pandemi Covid-19.

Kita tidak ada bedanya dengan orang-orang di Atena Yunani yang menyembah ilah-ilah yang tidak mereka kenal. Sepintas, tampaknya mereka adalah orang yang beragama, tapi di dalamnya sebenarnya keropos, tidak ada pengenalan yang benar dan jelas akan objek penyembahan mereka.

Rasul Paulus tahu siapa yang ia percayai (2Tim. 1:12). Segala sesuatu dianggapnya rugi dan sampah karena pengenalan akan Yesus Kristus lebih mulia dari semuanya (Flp. 3:8). Bagaimana dengan Anda? Pengenalan akan Allah merupakan unsur sangat penting dalam kekristenan karena tanpanya kita tidak mungkin sungguh-sungguh mengasihi dan memercayai Tuhan, serta memberitakan karya keselamatan-Nya.

Karena pengenalannya, Paulus memberitakan Injil Kristus, sekaligus memperkenalkan Allah yang benar kepada orang-orang di Atena. Ia melakukannya karena memiliki pemahaman akan Injil yang utuh. Selain itu, ia juga memiliki hati yang peduli dengan keselamatan orang lain. Itu yang memotivasinya untuk bersaksi memberitakan Injil (ay. 16-17).

Hari ini masih banyak orang beragama tapi belum mengenal Allah yang benar di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Kita dipanggil dan diutus Tuhan untuk pergi memberitakan Injil agar banyak orang diselamatkan. Karena itu, mari sediakan lebih banyak waktu belajar firman Tuhan, berdoa memohon pimpinan Roh Kudus agar semakin mengenal siapa Allah yang kita percayai dan membagikan kebenaran tersebut.

Refleksi Diri:

  • Sudahkan Anda sungguh-sungguh mengenal siapa Allah yang Anda sembah? Siapakah Tuhan Yesus Kristus menurut Anda?
  • Apa yang Anda akan lakukan untuk memperdalam pengenalan Anda akan Allah?