Bagikan artikel ini :

Perumpamaan Tentang Dua Anak

Matius 21:28-32

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah”
- Matius 21:31

Perumpamaan ini diceritakan Yesus dengan sederhana tetapi memiliki makna mendalam. Yesus sedang berada di bait Allah, hadir bersama-Nya imam-imam kepala dan tua-tua Israel. Dia menceritakan kisah seorang ayah dengan dua anak lelaki yang memiliki kebun anggur yang digarap mereka bersama.

Ayah tersebut pergi ke anak pertama dan berkata, “Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini di kebun anggur.” Jawab anak itu, “Baik, bapa,” tapi ia tidak pergi. Lalu sang ayah pergi ke anak kedua dan berkata hal yang sama. Jawaban anak kedua terdengar tidak sopan dan tak menghargai ayahnya, “Aku tidak mau.” Namun dirinya kemudian menyesal, lalu pergi juga.

Anak kedua merupakan personifikasi dari golongan pemungut cukai dan perempuan sundal. Mereka dianggap orang berdosa dan sampah masyarakat. Imam-imam kepala dan tua-tua Israel takkan mau bergaul dengan mereka. Para pemungut cukai dan perempuan sundal memang hidup di dalam dosa dan awalnya menolak kehendak Allah, tetapi saat mendengarkan firman, mereka menyesali dosa lalu bertobat, memberi diri dibaptis, dan percaya sehingga masuk sorga. Jadi, mereka melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa.

Sementara, anak pertama merupakan gambaran dari para pemimpin agama. Mereka mengerti Taurat tetapi tidak melakukan kehendak Bapa. Mereka mengajar Taurat tapi membuat orang-orang yang mendengarkannya mendapat beban berat. Ibadah yang mereka lakukan semata-mata agar dilihat orang. Mereka juga suka menerima penghormatan dan dipanggil rabi. Para pemimpin agama ini hadir saat Yohanes Pembaptis berkhotbah, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis …” tapi mereka menolak kehendak Allah dengan tidak memberi diri dibaptis oleh Yohanes.

Melalui gambaran ini, Yesus menegur keras para iman dan tua-tua Israel agar bertobat dan melakukan firman seperti yang telah dilakukan pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal.

Melakukan kehendak Bapa adalah pesan yang disampaikan Yesus bukan kepada imam- imam kepala dan tua-tua Israel semata, melainkan kepada Anda dan saya juga. Saat ini Anda mengaku sebagai anak Tuhan yang membaca dan mendengarkan firman Tuhan, tetapi apakah Anda telah menjadi pelaku firman? Hendaklah iman dan perbuatan Anda sejalan dengan kehendak Allah.

Refleksi diri:

  • Apakah Anda selama ini melakukan firman demi kepentingan diri sendiri atau untuk kepentingan Tuhan?
  • Apakah Anda sudah menjadi pelaku kebenaran Tuhan atau hanya mengatakan firman sekadar di bibir saja?