Bagikan artikel ini :

Pipi Kanan dan Kiri

Matius 5:38-48

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, …
- Matius 5:39

Masalah harga diri bukanlah hal sepele. Pernah diberitakan seseorang yang tega membunuh satu keluarga dengan alasan sering dihina. Ia bantai ayah, ibu, dan kedua anak dari keluarga ini karena merasa dilecehkan. Motif membunuhnya didasarkan harga dirinya yang diinjak-injak. Ketika seseorang direndahkan, rasa sakitnya bisa begitu membekas dan seperti bom waktu siap meledak. Seseorang bisa mengingat kata-kata orang yang menghinanya, dengan jelas dan detail, padahal sudah puluhan tahun lewat.

Tuhan Yesus berkata, “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu.” Pukulan di pipi kanan adalah suatu tindakan paling menghina di dunia kuno. Ini bukan tentang persoalan fisik, tendensi bahwa saat dirugikan secara fisik maka seseorang akan balas memukul. Tamparan merendahkan kehormatan seseorang secara ekstrim. Tindakan memberikan pipi kiri bukanlah lambang menantang, “Ayo pukul lagi! Pipi yang sebelah sini belom… Ayo hina lagi, sampai puas!” Ini adalah sebuah sikap rendah hati untuk tidak membalas. Kita tidak berusaha mempermalukan orang yang mempermalukan kita supaya merasa puas. Bahkan kalau orang itu mempermalukan diri kita lagi, Yesus berkata tidak menjadi masalah.

Yesus sudah menerima semua penghinaan. Diolok orang banyak, diludahi pemimpin agama, dihajar fisik-Nya habis-habisan, tetapi tidak ada sepatah kata balasan pun Dia ucapkan. Yesus tahu siapa diri-Nya. Dia adalah Allah, apa pun yang dikatakan orang kepada-Nya tidak pernah mengubah nilai diri-Nya. 1 Petrus 2:23 menegaskan, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.”

Saat Anda merasa dihina dan direndahkan, pandanglah hanya kepada Yesus Kristus yang rela menerima semua penghinaan agar Anda diselamatkan. Direndahkan pasti menyakitkan, tetapi ingatlah penilaian diri Anda adalah di hadapan Tuhan dan itu tidak pernah berubah. Ampunilah orang yang merendahkan Anda, karena ia tidak tahu sesungguhnya nilai diri Anda dan dirinya sendiri di hadapan Tuhan. Tugas kita adalah membuka tangan seperti Yesus, siap terbuka dan siap terluka.

Refleksi Diri:

  • Mengapa Yesus mengajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan ke- jahatan?
  • Apa tekad Anda untuk tidak membalas orang yang sudah menghina Anda?