Bagikan artikel ini :

Tuhanlah Penolongku Satu-satunya

Mazmur 121

Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
- Mazmur 121:1-2

Syair ini sering dinyanyikan oleh umat Israel ketika melakukan perjalanan pulang dari tempat perantauan ke Yerusalem, menuju ke rumah Tuhan. Jalan yang mereka tempuh tidaklah mudah. Mereka harus melewati gunung-gunung dan daerah-daerah yang berbahaya. Di perjalanan pencuri dan perampok selalu mengancam. Orang-orang jahat mungkin saja menghadang mereka. Itulah sebabnya Pemazmur berkata, “Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; darimanakah akan datang pertolonganku?”

Situasi di ayat 1 adalah situasi yang mematikan. Mungkin kita pernah mendengar atau mengalami situasi yang mematikan dan berkata, “Dari mana akan datang pertolongan bagiku?” Misalnya, ketika seseorang divonis dokter menderita tumor ganas, lalu ia berkata, “Ah, matilah aku. Siapa bisa menolongku!” Atau ketika seseorang mengalami kecelakaan di suatu tempat terpencil dan situasinya gawat, “Siapa bisa tolong aku?” Atau ketika seseorang tidak bisa lagi membayar cicilannya dan harus merelakan rumahnya disita, “Dari siapa dapat pertolongan, tolonglah aku!” Itulah situasi yang mematikan di zaman sekarang.

Jawaban pergumulan tersebut ada pada ayat 2, “Pertolonganku ialah dari TUHAN.” Kelihatannya sangat mudah membaca bagian Mazmur ini. Saat situasi mematikan mengancam, Tuhan datang memberi pertolongan. Namun, tidak demikian. Masalahnya adalah apakah kita benar-benar yakin hanya Tuhan-lah penolong kita?

Banyak orang Kristen ketika menghadapi situasi mematikan, lebih suka mencari pertolongan di luar Tuhan atau mengandalkan kehebatan, kekayaan, relasinya, dan sebagainya. Misalnya, saat ditimpa sakit parah mereka lebih percaya dan memilih pergi ke dukun atau “orang pintar”. Mungkin temannya datang meyakinkan dan menawarkan seorang dukun yang pintar mengobati. Tinggal minum air yang diberikan dukun tersebut dan ia akan sembuh. Orang-orang seperti ini tidak mencari Tuhan. Mereka tidak percaya akan pertolongan Tuhan Yesus. Saat situasi mematikan, apa pun dilakukan, yang penting mendapat pertolongan.

Ketika Anda berada dalam situasi yang mematikan, katakanlah dengan penuh keyakinan di dalam hati Mazmur 121:1-2 ini secara sederhana, “Dari manakah akan datang pertolongan bagiku, pertolonganku ialah dari Tuhan.” Katakan, “Tuhan Yesus-lah Penolongku satu-satunya!”

Refleksi Diri:

  • Apa situasi mematikan yang pernah Anda alami? Kepada siapa Anda mencari pertolongan pada situasi tersebut?
  • Sebagai orang Kristen, apakah Anda percaya hanya Tuhan Yesus Penolong satu-satunya? Mengapa?