Bagikan artikel ini :

Berkarya di mana dan kapan saja (Yusuf)

Kejadian 39:1-6, 20-23

EKSPRESI PRIBADI

Dalam kehidupan kita, mungkin kita pernah mengalami sebuah perubahan yang sangat radikal. Maksudnya adalah sebuah perubahan yang mengubah kehidupan kita secara total. Misalnya dulu kita adalah orang yang mampu secara materi, tetapi tiba-tiba saja kita kehilangan semua itu. Atau dulunya kita adalah seorang yang menduduki sebuah jabatan yang tinggi di tempat kita bekerja, tetapi karena kondisi ekonomi atau karena masalah, kita dicopot dari jabatan itu bahkan dipecat. Bagaimana perasaan dan sikap kita ketika menghadapi situasi seperti ini? Sharingkan.

EKSPLORASI FIRMAN

Kejadian 39:1-23 adalah sebuah babak baru di dalam kehidupan Yusuf. Kehidupan yang tidak mudah ia jalani sebagai seorang budak. Ia sebelumnya adalah “putra mahkota” di dalam keluarga, yang mendapatkan perhatian yang lebih dari sang ayah, sekarang harus menjalani seorang yang tidak ada apa-apanya, yang hina dan tidak ada memperhatikan dia sama sekali. Ia sekarang ada budak. Yusuf mengalami perubahan situasi yang mendadak, yang pastinya mengubah segala sesuatu di dalam hidupnya.

Walaupun demikian, ternyata catatan sejarah kehidupan Yusuf sungguh luar biasa. Dia tidak menjadi seorang yang meratapi nasibnya seperti anak yang hilang. Tetapi yang luar biasa, dia menjadi pribadi yang sangat menonjol dan di mana pun dia berada, dia menjadi seorang yang sangat berperan dan membawa dampak bagi sekitarnya. Ketika dia menjadi seorang budak di rumah Potifar, dia menjadi orang kepercayaan Potifar. Bahkan ketika dia harus masuk penjara, dia pun menjadi orang kepercayaan kepala penjara. Pertanyaannya adalah bagaimana dia dapat menjadi seorang yang memberikan pengaruh dan menjadi orang yang dipercaya ?

Pertama, karena berdamai dengan masa lalu . Terkadang masa lalu menjadi penghalang untuk masa depan. Banyak orang tidak dapat maju karena hanya memikirkan dirinya sendiri di masa lalu. Ada luka-luka masa lalu yang menjadi alasan dirinya untuk tidak melakukan apa pun di masa depan atau menjadi alasan jika ada masalah terjadi. Berbeda dengan Yusuf. Seharusnya dia adalah seorang yang memiliki luka batin atau kepahitan yang sangat dalam. Dia menerima perlakuan yang sangat buruk dari saudara-saudara kandungnya. Bayangkan saja, ia dimasukkan ke dalam sumur yang gelap. Bahkan setelah itu, dia dijual sebagai budak kepada orang Midian dan selanjutnya sampai ke rumah Potifar. Apa yang dapat kita katakan kalau kita mengalami hal yang sama? Mungkin kita bisa berkata bahwa kita marah luar biasa dan tidak mau mengampuni saudara-saudara yang sangat kejam. Tetapi berbeda dengan Yusuf. Dia tidak melihat masa lalu; dia melihat masa depan. Dia sudah mengampuni kakak-kakaknya (lihat Kejadian 42:24-25). Dia fokus kepada apa yang di depan dia sehingga dia bisa memaksimalkan kemampuannya untuk menjadi yang terbaik di mana pun ia berada.

Bagi kita yang mengalami masa lalu yang kelam, jangan jadikan masa lalu tersebut sebagai alasan untuk tidak maju. Ampuni mereka yang sudah menyakiti kita. Jangan simpan segala luka batin, amarah, dendam dalam hidup kita.

Kedua, percaya kepada rencana Allah . Kalimat “ Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya ,” menjadi kalimat kesimpulan yang menggambarkan siapa Yusuf sebenarnya. Tentu kalimat ini menunjukkan ada peran TUHAN yang mengatur rancanganNya demi memelihat umat Israel. Sedangkan Yusuf sendiri adalah orang yang tentu tidak mengerti apa pun yang terjadi dan dia tidak tahu bahwa tangan Tuhanlah yang akan menuntunnya menjadi penguasa di Firaun.

Walaupun demikian, kalau kita melihat bagaimana dia bisa berhasil dalam segala apa pun yang ia kerjakan, maka kita dapat melihat adanya kepasrahan diri Yusuf kepada segala rencana Allah. Dia menyerahkan apa pun yang ia alami di tangan Tuhan. Dengan demikian, Yusuf memberikan yang terbaik di mana ia berada demi memenuhi rencana Tuhan dalam hidupnya. Hal ini dibuktikan ketika akhirnya dia pun berkata: “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud Melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. ” Ketika dia pertama kali berjumpa dengan saudara-saudaranya di tanah Mesir, firman Tuhan katakan: “ Lalu teringatlah Yusuf akan mimpi-mimpinya tentang mereka” (Kej. 42:9). Ini menunjukkan bahwa Yusuf tahu Allah bekerja melalui dirinya demi memenuhi rencana Allah bagi umatNya.

Seringkali ketika kita mengalami situasi buruk dalam hidup kita, dan kita cenderung melihatnya dari sisi negatif. Akibatnya, kita menjadi orang yang tidak puas diri dan cenderung menyerang siapa pun yang tidak memberikan kepuasan dalam hidup kita bahkan kepada yang menjadikan kita mengalami nasib buruk tersebut. Tetapi jika kita belajar dari Yusuf, justru sebaliknya. Kita harus belajar bahwa segala sesuatu yang terjadi, ada tangan Allah yang merangkai rencana yang indah dalam hidup kita. Dengan demikian, kita harus melihat ke depan dan belajar memberikan segala usaha kita yang terbaik demi memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita. [SO]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Apakah masih ada luka-luka lama yang membuat Anda tidak bisa berkarya tetapi justru meratapi diri dan menyalahkan orang lain ?

Penerapan

Prinsip apakah yang harus kita miliki ketika kita ditempatkan di sebuah tempat? Apakah Anda dapat memandang dari sisi rencana Allah ?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.