Bagikan artikel ini :

Lessons From Failure (Pelajaran dari Kegagalan)

Yosua 7:1-26

EKSPRESI PRIBADI

I’ve made billions of dollars of failure at Amazon.com. Literally billions of dollars of failure,“ ungkap Jeff Bezos, pendiri Amazon, dan sekaligus orang paling tajir di dunia saat ini. Ia tidak pernah membiarkan kegagalan menghentikan langkahnya, seperti yang ia tuturkan, “Kami akan terus belajar dari kesuksesan dan kegagalan kami.” Itu adalah sedikit cuplikan kisah inspiratif dari Jeff Bezos. Belajar dari kegagalan adalah sebuah langkah penting untuk membawa seseorang kepada tangga kesuksesan. Selras dengan apa yang dikatakan oleh Winston Churchill, “Sukses bukanlah akhir, kegagalan bukan sesuatu yang fatal, keberanian untuk melanjutkanlah yang terpenting.” Sikap yang paling bijak dalam menghadapi kegagalan bukanlah meratapi kegagalan tersebut, tetapi bagaimana kita memetik pelajaran daripadanya agar tidak jatuh di lubang yang sama. Sharingkanlah, bagaimana sikap Anda selama ini ketika berhadapan dengan kegagalan?

EKSPLORASI FIRMAN

Sebuah adegan yang bertolak belakang terjadi pada Israel. Jika di pasal 6, Israel sukses meraih kemenangan besar atas Yeriko dengan cara yang paling spektakuler. Hanya dengan mengelilingi kota selama 7 hari, tembok yang super tebal dan kokoh itu hancur dan runtuh seketika. Tetapi pada pasal yang ke- 7, bukan kemenangan yang diraih, melainkan kekalahan yang mengejutkan dimana mereka dipecundangi oleh Ai yang notabenenya lebih kecil dibandingkan Yeriko (ay. 4-5). Peralihan situasi itu begitu kental perbedaannya. Kemenangan besar berubah seketika menjadi kekalahan yang memalukan dan mengetirkan hati. Tentu saja, ini menjadi pelajaran berharga bagi Yosua dan Israel. Kegagalan seperti apa yang dialami oleh mereka dan menjadi pembelajaran penting?

Gagal berfokus pada Allah

Ketakutan dan keraguan yang dirasakan oleh bangsa Israel pada saat pertama kali mendekati Yeriko hilang dalam sekejap dan diganti dengan euforia kemenangan yang menakjubkan. Sekarang mereka mengambil langkah untuk mengalahkan kota Ai, sebagai kota berikutnya yang harus ditaklukan. Yosua mengutus beberapa orang untuk mengintai dan mempercayai laporan dari mereka untuk menyerang Ai cukup hanya sepasukan kecil saja [ay. 2-3]. Disini, kita melihat, bagaimana Yosua bertindak berdasarkan ide, inisiatif dan strateginya sendiri. Tidak ada adegan dimana Allah berfirman kepada Yosua seperti yang terjadi saat sebelum berperang melawan Yeriko [Yos 6:2-5]. Sehingga penyerangan kepada Yeriko adalah langkah taat kepada kehendak dan perintah Allah. Bukan ide dan kehendak Yosua sebagai pemimpin Israel. Termasuk strategi perang yang digunakan, sesuai dengan apa yang Allah mau. Tetapi berbeda ketika menyerang Ai. Tampak jelas, Yosua bertindak menyerang Ai atas inisiatifnya dengan sikapnya yang overconfidence. Pendek kata, semuanya bersumber dari Yosua. Bukan dari Allah. Disinilah letak kegagalannya. Yosua gagal fokus kepada Allah. Seolah Yosua dan Israel lupa, bahwa Allahlah yang memberi mereka kemenangan di Yeriko. Bukan hikmat mereka dan bukan pula strategi manusia.

Gagal menjaga kekudusan hidup

Letak kegagalan Israel disebabkan adanya pelanggaran serius yang dilakukan oleh Akhan yang lebih memilih memuaskan hawa nafsu kedagingannya ketimbang taat kepada Allah, dengan sengaja mencuri apa yang seharusnya dikhususkan bagi Allah [Yos 6:19]. Inilah alasan yang mendasar Israel mengalami kekalahan dan dipermalukan [bdk Im 27:29]. Alkitab memberi penekanan hal ini sedari awal di pasal 7, “Orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu” (ay. 1). Di hadapan Allah, tindakan tersebut adalah kekejian, yaitu sebuah pengkhianatan terhadap perjanjian dengan-Nya dan pelanggaran terhadap hukum suci-Nya. Akibatnya seluruh Israel berada di bawah awan murka Allah yang diungkapkan dengan menarik kehadiran-Nya atas Israel, yang merupakan satu-satunya sumber kekuatan dan kemenangannya. Sehingga Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya [ay. 11]. Dalam hal ini, Allah memandang Israel sebagai satu kesatuan yang utuh. Apa yang dilakukan satu orang berimplikasi atau dianggap sebagai dosa keseluruhan bangsa Israel. Dan Allah tidak pernah berkompromi terhadap dosa sekecil apapun yang bersifat menajiskan, selain layak menerima hukuman sebagai penyataan keadilan-Nya.

Yosua meresponi kegagalan Israel bukan dengan ratapan yang tepat. Seolah, ia telah kehilangan kepekaan rohaninya. Hal itu tampak dari argumentasinya yang mempertanyakan Allah dan bukan mencari akar persoalannya, mengutamakan ketakutannya daripada mengkoreksi dan mengintropeksi diri [ay. 6-9]. Hingga akhirnya Allah mengkoreksi dan membongkar biang dari kegagalan Israel [ay. 10-12]. Tidak hanya itu, Allah pun memberi petunjuk yang unik kepada Yosua bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. Allah tidak langsung menunjuk Akhan secara to the point, tetapi melibatkan sebuah prosesi yang cukup panjang [ay. 13-15]. Dengan cara itu, Allah ingin Israel memperhatikan proses itu dan tidak melupakannya, bahwa betapa seriusnya pelanggaran terhadap perintah-Nya. Kedua, Allah sebenarnya memberikan waktu sebagai sebuah kesempatan bagi Akhan untuk mengaku dosa dan bertobat. Namun setelah semua proses itu terjadi, Akhan baru mengakui dosanya [ay 18-21]. Sebuah pengakuan yang terpaksa dan bukan dilandasi kesadaran. Semuanya sudah terlambat. Akhan tidak menggunakan kesempatan itu sehingga nasibnya berujung tragis [ay. 22-26]. Dengan kata lain, cara yang unik itu, sesungguhnya menyatakan karakter Allah secara utuh; kasih dan kekudusan-Nya, kemurahan dan keadilan-Nya.

Betapa kayanya pelajaran yang dapat dipetik oleh Yosua sebagai pemimpin dan Israel sebagai umat Allah atas kegagalan yang mereka alami. Hal itu seharusnya membawa mereka semakin peka terhadap pentingnya kekudusan Allah dan taat terhadap setiap kehendak-Nya. Dan di sisi lain, menguatkan komitmen Yosua untuk membawa Israel tetap berfokus kepada Allah, mengabdi dan menyembah-Nya. Sebagaimana diungkapkan dalam bagian akhir dari kitab ini, “Orang Israel beribadah kepada Tuhan sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi Israel” [Yos 24:31]. [DA]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Pelajaran penting apa yang diperoleh Israel atas kegagalan yang mereka alami?

Penerapan

Bagaimana cara Anda memetik pelajaran yang berharga di balik kegagalan dan situasi kelam yang Anda alami?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.