Bagikan artikel ini :

Managing life | hari-ayah | [mengelola kehidupan]

I Korintus 16:13

EKSPRESI PRIBADI

Hari Ayah Internasional diperingati hampir di seluruh belahan dunia semenjak awal abad ke-12 yang jatuhnya setiap bulan Juni pada minggu III. Intinya, di hari ini dikhususkan untuk menghormati para ayah yang telah berjuang sebagai tulang punggung, sandaran dan pelindung bagi keluarga. Selain peran utamanya sebagai "bread winner" (pencari nafkah atau penyedia keluarga – I Tim 5:8) dalam keluarga, peran dan kehadiran seorang ayah juga menjadi sangat penting dalam "parenting" (perkembangan anak). Tanggung jawab pendidikan anak bukan hanya menjadi tugas seorang ibu saja, tapi juga seorang ayah. Suatu hasil survei yang mengejutkan yang pernah dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa, "85% anak-anak yang bermasalah ternyata tumbuh tanpa ayah". Lalu, "71% anak sekolah menangah berhenti sekolah ternyata tanpa ayah." Dalam ilmu teori psikologianalitis Carl Gustav Jung, sosok sang ayah mewakili sisi animus atau sisi maskulin dalam kehidupan kita. Ayah adalah penyeimbang dari sisi kelembutan yang dimiliki oleh seorang ibu. Jadi, tak diragukan lagi peran ayah sangat penting bagi perkembangan anaknya.
*[https://www.anthonydiomartin.com/fatherless-generation-generasi-tanpa-ayah/]

Peran ayah lainnya juga yang tidak kalah pentingnya, atau bahkan menjadi yang terutama dalam keluarga adalah peran ayah sebagai "spiritual leader" (kepala keluarga, peran "ke-imam-an" bagi keluarganya – Hakim-Hakim 17:10;18:19 bdk. I Korintus 11:3). Melihat begitu banyak peran seorang ayah yang perlu di kelola dalam kehidupan rumah tangga (managing life) sampai menjalani semua aspek itu dengan utuh dan seimbang tentu tidak lah mudah dan penuh tantangan (challenging), oleh karena itu ada beberapa nasihat rasul Paulus yang dapat kita pelajari bersama dari I Korintus 16:13, khususnya bagi para ayah sebagai kepala atau imam keluarga.

EKSPLORASI FIRMAN

  1. "Berjaga-jagalah!"
    Seorang ayah harus selalu memiliki sikap "berjaga-jaga" sebab ada begitu banyak ancaman dunia sekitar yang siap untuk memangsa anggota keluarga terkasih. Dalam bahasa Inggrisnya mengunakan kata "be vigilant", yang artinya "always being careful to notice things, especially possible danger". Dalam hal ini seorang ayah akan menjadi pelindung (protector) bagi isteri dan anak-anaknya dari segala "possible danger" baik dalam bentuk bahaya secara fisik maupun secara spiritual. Ayah harus berani untuk "pasang badan" dan peka kepada segala bahaya yang berpotensi menghancurkan keluarganya, termasuk bahaya "mind-set" atau segala ajaran kehidupan yang berkembangan di dunia ini, yang tidak sesuai dengan pengajaran Firman Tuhan. Sebagai salah satu contohnya, bagaimana seorang ayah sebagai imam keluarga, perlu waspada dan terus-menerus menjaga istri dan anak-anaknya agar selalu menjalani kehidupan dengan ajaran God-centered (berpusat pada Tuhan dan kuasa pemeliharaanNya - Mat 6:33), sebagai lawan daripada arus dunia ini yang sangat kuat dipengaruhi oleh budaya hedonistik (berpusat mengejar kesenangan hidup duniawi semata) dan budaya materialistik (berpusat pada pemuasan hidup melalui materi saja).
  2. "Berdirilah teguh dalam iman!"
    Seorang ayah harus berdiri teguh dalam iman di tengah badai kehidupan, ibarat "jangkar" (anchor) yang terkait kuat sehingga bahtera rumah tangga dapat tetap bertahan di tengah menjalani arungan kehidupan. Perjalanan hidup tentunya tidak selalu berawan cerah tapi juga terkadang berawan kelabu, justru disinilah peran ayah sebagai kapten kapal, sebagai imam keluarga tidak boleh mudah menyerah. Berdiri teguh (stand firm) disini bukan berarti selalu dimaknai tidak pernah lelah berdiri, tetapi justru seorang ayah yang dalam kelelahannya, dia bersujud sungkur dalam doa, disitulah terletak kekuatan, yaitu dalam relasinya dengan TUHAN sendiri, sebagai sumber utamanya. Sebab dalam Mazmur 18:3 tertulis, "Ya Tuhan, bukit batuku (Rock: keamanan dan jaminan yang kokoh), kubu pertahananku (Fortress: tempat perlindungan yang tidak dapat dimasuki musuh), dan penyelamatku (Deliverer: pelindung yang hidup), Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku (Buckler/Shield: Allah berdiri di antara kita dan bahaya), tanduk keselamatanku (Horn of salvation: kekuatan dan kuasa kemenangan untuk membebaskan kita), kota bentengku (High Tower/Refuge: sebuah tempat yang aman untuk mengangkat kita dari bahaya kehidupan)" – Terpujilah Tuhan Allah yang telah dan akan selalu menolong kita dan keluarga untuk berdiri teguh (stand firm)!
  3. "Bersikaplah sebagai laki-laki dan tetaplah kuat!"
    Dalam terjemahan New Revised Standard Version (NRSV), kalimat "bersikaplah sebagai laki-laki" ini diterjemahkan "be courageous", yang artinya: tabah, berani, tidak takut pada apapun, termasuk tidak takut pada tantangan dan kesulitan hidup. Masalah adalah bagian dari dinamika kehidupan. Masalah adalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Masalah adalah dimensi kehidupan yang diijinkan Tuhan untuk mendewasakan iman kita, menjadi pribadi yang lebih tangguh, tabah dan kuat. Seperti pepatah mengatakan, "No pain, No gain" (suffering is necessary in order to achieve something). Jangan takut (be courageous) dalam menghadapi masalah, sebab memang kehadirannya adalah sebuah keharusan (necessary) agar kita naik tingkat (going to the next level) dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, khususnya dalam peran kita sebagai para ayah, baik sebagai penyedia (bread winner), dalam hal mendidik anak-anak (parenting), dan terlebih lagi dalam payung besar-nya dengan jabatan istimewa sebagai imam keluarga (spiritual leader). [CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Diskusikan jenis-jenis bahaya atau ancaman apa bagi kehidupan keluarga/rumah tangga yang saat ini sedang dialami, dimana peran ayah sebagai imam keluarga menjadi sangat krusial untuk dijalankan secara maksimal.

Penerapan

Bagaimana keberadaan istri dan anak-anak dapat membantu para suami/ayah agar "bersikap sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!" (be courageous)

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.