Bagikan artikel ini :

New Way (Jalan Baru)

Ibrani 10:19-25

BAHAN CARE GROUP

“Insanity: doing the same thing over and over again and expecting different result.” Kutipan tersebut dikatakan oleh Albert Einstein yang mau menekankan bahwa hasil yang berbeda membutuhkan cara yang berbeda. Prinsip tersebut juga berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari, contoh: untuk menambahkan rasa manis dalam masakan tidak mungkin dengan terus-terusan memasukkan garam, tentu perlu menambahkan gula agar ada rasa manis. Prinsip dari Einstein tersebut juga dapat diterapkan dalam mencari solusi untuk permasalahan yang ada. Sebagai contoh dalam hal relasi, jika ada masalah antara dua orang dan masalah tersebut tidak selesai dengan saling mendiamkan, maka harus ada orang yang meminta maaf agar masalah tersebut selesai. Lalu bagaimana dengan persoalan dosa yang memisahkan Tuhan dengan manusia? Apakah ada jalan lain untuk mengatasi dosa? Apa yang dimaksud dengan jalan yang baru dalam ayat 20?

EKSPLORASI FIRMAN

Permasalahan dosa tersebut merusak penyembahan manusia kepada Tuhan. Gambaran penyembahan kepada Tuhan di taman Eden begitu indah, di mana manusia dapat langsung menyembah Tuhan tanpa melalui perantara atau korban tertentu. Namun, semuanya berubah ketika manusia melakukan pemberontakan kepada Tuhan dengan berdosa (Kej. 3:9-19). Konsekuensi dosa juga membuat manusia harus terusir dari taman Eden, karena kekudusan Tuhan tidak dapat tinggal bersama dengan dosa. Manusia yang berdosa tentu akan mati ketika bersentuhan dengan kekudusan Tuhan. Namun, Tuhan tidak tinggal diam dengan masalah ini, Ia sudah menyiapkan rancangan keselamatan yang akan membawa manusia kembali kepada-Nya.

Tuhan berinisiatif untuk memulihkan kembali penyembahan manusia yang dirusak dosa melalui keturunan dari Abraham. Janji Tuhan kepada Abraham adalah semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat olehnya (Kej. 12:3; 22:8). Berkat yang dimaksud oleh Tuhan bukanlah berkat material tetapi relasional, di mana orang dapat kembali berhubungan baik dengan Tuhan. Berkat tersebut pertama kali terlihat ketika Tuhan memberitahukan kepada orang Israel bahwa Ia mau tinggal di tengah-tengah mereka dan bagaimana caranya agar mereka dapat mendekat kepada Tuhan (Kel. 25:8-9). Kehadiran Tuhan disimbolkan dengan tabernakel dan orang Israel dapat mendekat kepada Tuhan dengan sistem keimaman dan korban.

Manusia yang berdosa memerlukan perantara yang ditunjuk oleh Tuhan (imam) serta korban untuk menggantikan hukuman dosanya. Hal tersebut yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa, agar mereka dapat menjadi umat-Nya dan Tuhan menjadi Allah mereka. Sistem korban ditetapkan & imam dari keturunan Harun pun ditunjuk langsung oleh Tuhan menjadi imam (perantara Tuhan dan manusia).

Hak istimewa untuk boleh menyembah Tuhan ini pun sekarang juga terbuka bagi semua bangsa di bumi karena keturunan dari Abraham, yaitu Yesus Kristus. Ia rela menjadi korban yang sempurna untuk membayar semua dosa manusia dan melalui pengorbanan-Nya juga Ia menjadi perantara sempurna bagi manusia berdosa dengan Allah. Sehingga, setiap orang yang percaya dalam nama-Nya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Namun, penyembahan kepada Allah yang dipulihkan oleh Yesus seharusnya juga membawa perubahan dalam hidup orang tersebut. Perubahan-perubahan apa yang seharusnya terjadi?

1. Bertumbuh dalam iman melalui penyembahan yang benar kepada Allah (10:22). Penyembahan melalui “jalan yang baru” yaitu Yesus Kristus, bukan melalui sistem korban bangsa Israel, memastikan penyembahan tanpa terhalang dosa kepada Allah. Karya Yesus memastikan hati kita disucikan dan hidup kita dijadikan baru, sehingga kesempatan untuk mengenal Allah yang benar terbuka lebar. Penyembahan yang benar kepada Allah (Yoh. 4:23) akan membawa kita semakin mengenal apa yang menjadi kehendak Allah dalam hidup kita.

2. Bertekun dalam iman karena pengharapan kepada Tuhan Yesus (10:23). Pengenalan kepada Allah dalam Tuhan Yesus akan menunjukkan bahwa Ia setia. Apa yang dijanjikan oleh-Nya tidak akan pernah gagal. Sehingga, jika kita mengalami kesusahan dalam dunia karena iman kepada Yesus, tetaplah teguh memegang iman kepada-Nya. Jemaat Ibrani, penerima surat Ibrani, juga mengalami kondisi disiksa karena iman, tetapi mereka tetap bertahan dalam iman karena melihat kepada Tuhan Yesus yang setia.

3. Belajar hidup dalam kasih bersama dengan saudara seiman (10:24-25).

Orang percaya kepada Kristus juga harus menunjukkan kasih dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam penyiksaan karena iman. Jemaat Ibrani juga terus menunjukkan perhatian kepada sesama saudara seiman yang menderita (ay. 33-34). Kebersamaan saudara seiman tersebut dapat terjalin dalam persekutuan untuk menyembah Tuhan dan saling menguatkan (ay.25). Kebersamaan tersebut juga merupakan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus, yang mendirikan gereja bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Penyembahan orang Kristen sedikit banyak telah mengalami gangguan (disruption) karena pandemi. Banyak konsep penyembahan mulai bergeser, seperti banyak orang mungkin sudah merasa nyaman beribadah secara online di rumah masing-masing dan meninggalkan ibadah di gereja. Bahkan, mungkin ada orang juga yang sudah meninggalkan penyembahan kepada Tuhan karena sibuk dengan kehidupan pribadi. Biarlah renungan pada minggu ini mengingatkan kembali akan penyembahan yang benar melalui Yesus Kristus. Penyembahan yang benar juga akan membawa pertumbuhan iman, ketekunan, dan kasih kepada sesama orang Kristen.[JP]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Mengapa penyembahan yang benar menjadi dasar bagi kehidupan Kristen yang diubahkan?

Penerapan

Hal apa dalam penyembahan kepada Tuhan yang harus diperbaiki setelah mengalami gangguan selama pandemi?

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.