Bagikan artikel ini :

On The Air Family (Keluarga yang berdoa)

Efesus 3:14-19

EKSPRESI PRIBADI

Sebagaimana tertuang dalam visi dan misi Gereja GII Hok Im Tong, kita perlu terus konsisten mewujudkan semangat pelayanan kita bersama untuk “menggerejakan keluarga dan mengkeluargakan gereja.” Dalam upaya menggerejakan keluarga (membawa jiwa-jiwa dari anggota keluarga kita kepada Kristus), tidaklah lepas dari ketekunan doa yang dipanjatkan oleh para anggota keluarga yang telah percaya.

Ada yang mengatakan bahwa “Jika memang Tuhan berdaulat untuk menentukan siapa yang selamat dan yang tidak, lalu buat apa lagi kita perlu berdoa untuk jiwa-jiwa?” Hal ini tentu adalah pandangan yang terlalu ekstrim dan kurang tepat. Justru kita perlu membawa nama-nama mereka di dalam doa-doa kita kepada Tuhan karena Allah yang tahu dan berdaulat menyelamatkan. Dengan kita tekun mendoakan maka kita dibuat lebih peka pada pimpinan RohNya dalam membawa jiwa-jiwa baru dalam anggota keluarga kita untuk datang kepada Tuhan Yesus, di dalam waktuNya dan melalui caraNya yang ajaib.

Hal ini jugalah yang diungkapkan dalam isi doa dari rasul Paulus yang tertulis dalam kitab Efesus 3:14-19, dimana kita akan telusuri lebih lanjut dalam diskusi Care Group kita, sebagai salah satu model doa pastoral yang bisa dipraktekkan juga dalam kehidupan doa di dalam keluarga kita masing-masing.

EKSPLORASI FIRMAN

  1. Pokok doa pastoral: agar keluarga kita sujud menyembah kepada Bapa
    Perikop ini dimulai dari teladan diri Paulus sendiri yang “sujud kepada Bapa” (ay.14) yang mana seharusnya seluruh umat gereja atau keluarga pun perlu mengakui Dia sebagai puncak penyembahan, “yang daripadaNya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya” (ay. 15). Kita harus terus mendoakan keluarga kita agar titik sentral sujud sembahnya, bukanlah kepada materi atau kesuksesan duniawi, tetapi sujud kepada Bapa, Allah sumber kehidupan dari segala mahkluk ciptaanNya. Bukankah hal ini yang selalu dituliskan dalam Alkitab, yang membuat Allah tersenyum dan memberkati kita, ataupun hal yang membuat Allah cemburu dan murka pada kita? Yaitu, sejauh mana kesetiaan kita untuk sujud menyembahNya dan tidak boleh ada perselingkuhan terjadi. Ingatlah perkataanNya, “jangan ada allah lain di hadapanKu…jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan ketiga dan keempat….” (Kel. 20:3, 5)
  2. Pokok doa pastoral: agar keluarga kita mengalami kelimpahan kasih Kristus
    Mengalami kelimpahan kasih Kristus artinya mengalami pengampunan Ilahi yang tidak terbatas jumlahnya. Hal ini dimungkinkan karena kasih Allah dideskripsikan sebagai kasih yang tidak terbatas. Dan hal ini perlu menjadi pokok doa bagi setiapanggota keluarga kita agar ruang hatinya hanya dilimpahi oleh kasih pengampunan dari Kristus sehingga secara otomatis segala hal lainnya (minder, rasa bersalah, kekecewaan, dll) akan sirna. Bagi Paulus, hal ini bisa terjadi tatkala kita pun ikut mendoakan sehingga mereka “dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus” (ay.18). kita tidak boleh membiarkan hal kedagingan/keduniawian yang berakar dan berdasar di dalam hati anggota keluarga kita, sebaliknya kita perlu doakan oleh iman mereka Kristus diam didalam hatinya dan mereka “berakar serta berdasar di dalam kasih” (ay.17). Albert Einstein pernah berkata, “Love is Light…Love is gravity… Love is power… Love unfolds and reveals. For love we live and die. Love is God and God is Love.” Kita menyadari dunia ciptaanNya ini sudah jatuh dalam dosa dan kasih sebagai sebuah energi terbesar dalam tata surya dan alam semesta ini, hanya dapat dialami kembali di dalam Yesus Kristus, sebab Dia adalah kasih itu sendiri (bdk. I Yoh 4:7-10).
  3. Pokok doa pastoral: agar keluarga kita dipenuhi di dalam kepenuhan Roh Kudus
    Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (ay.19). Kiranya ini juga yang menjadi kerinduan kita agar buah Roh itu menjadi nyata / konkrit dalam kehidupan keluarga kita, mengalir keluar secara natural sebagai hasil dari anggota-anggota keluarga yang merelakan hidupnya dipimpin penuh oleh Roh Kudus (Gal 5:18). Tentu saja, hal ini menjadi sebuah “pekerjaan rumah” (homework) dimana peperangan rohani terhadap kedagingan kita akan terus berlangsung sampai akhir hayat sebagai milik Kristus. Sebab “barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal 5:24). Doa adalah nafas hidup orang Kristen. Hidup rohani kita hanya akan berbuah ketika kita secara penuh hidup dalam kepenuhan Roh Kudus. Dan tidak ada anak tangga “short-cut” untuk mencapai kekonsistenan ini, kecuali dengan terus belajar bertekun dalam doa. Jadi, “tetaplah berdoa” (I Tes 5:17) tanpa jemu-jemunya bagi setiap anggota keluarga kita agar kemenangan spiritual itu sungguh terjadi, bukan sekedar basa basi. Terpujilah Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus di dalam dan melalui kehidupan doa di keluarga kita.[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Menurut Anda, sejauh mana ketekunan doa Anda berdampak signifikan dalam kehidupan rohani (spiritualitas) dari anggota-anggota keluarga Anda?

Penerapan

Sharingkan pengalaman jawaban doa dari Tuhan yang memberikan kemenangan spiritual di tengah keluarga Anda, khususnya di tengah kondisi pandemi ini.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.