Bagikan artikel ini :

Rencana agung Sang Ilahi

Yeremia 29:10-14

EKSPRESI PRIBADI

Dalam buku "Stumbling on Happiness", Daniel Gilbert, seorang psikolog dan researcher dari Harvard University, mengatakan bahwa bahwa manusia unik karena hanya manusia yang memikirkan masa depan. Faktanya, orang dewasa menghabiskan sekitar 12 persen waktunya setiap hari memikirkan tentang hari esok. 172,8 menit. Setidaknya hampir 3 jam setiap hari kita memikirkan tentang masa depan. Tentu saja ini adalah sebuah "fitur" yang membuat manusia unggul dibanding ciptaan lainnya. Tetapi, di sisi koin yang lain, keunggulan ini juga membuat kita menjadi mahluk yang mudah jatuh dalam kekuatiran dan keraguan akan masa depan. Hal inilah yang menjadikan banyak orang tidak berani bermimpi besar untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

Sharingkan satu keraguan atau kekuatiran yang menghambat kehidupan Anda berkembang!

EKSPLORASI FIRMAN

Pada tahun 605 SM, Babel berhasil menginvasi Yerusalem dan membawa orang-orang Israel ke pembuangan. Israel tercerai-berai. Tuhan membiarkan hal itu terjadi sebagai hukuman atas ketidaktaatan dan ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Tetapi tidak berarti Tuhan meninggalkan mereka selamanya. Suatu hari Tuhan berfirman melalui Nabi Yeremia, "Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku mengembalikan kamu ke tempat ini. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yer. 29:10-11)

Catatan Kitab Yeremia pasal 29 ini merupakan bagian dari surat yang dituliskan oleh Nabi Yeremia untuk mempersiapkan hati Israel - bahwa mereka tinggal dalam pembuangan untuk 70 tahun. Oleh sebab itu, mereka harus membangun rumah dan berdiam di sana. Mereka perlu bekerja dan bercocok tanam untuk memastikan kebutuhan mereka sehari-hari. Daripada terus meratapi keadaan sebagai jajahan Babel setiap saat, Tuhan mendorong mereka untuk berdamai dengan keadaan dan membangun kesejahteraan mereka di tanah asing. Kalau kita perhatikan ayat 4-9, orang-orang buangan tersebut bahkan didorong untuk berdoa bagi Babel.

Tujuh puluh tahun di Babel itu menjadi kesempatan bagi Israel untuk mencari dan menantikan Tuhan sepenuh hati (Dan. 9:2-3, 15-19). Sekalipun itu jelas bukan pengalaman yang menyenangkan, tetapi jelas sebuah kesempatan yang luar biasa untuk membawa kembali hati mereka sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan berjanji, ketika hati mereka telah kembali kepada Tuhan, Tuhan akan mengumpulkan mereka yang berada di Babel dan mengembalikan mereka ke Yerusalem. Itulah depan yang penuh harapan yang Tuhan janjikan.

Apa yang perlu mereka lakukan? Berseru. Datang pada Tuhan. Mencari Tuhan saja. "Apa kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku. Aku akan memulihkan keadaanmu." (ay. 12-14)

Tujuan Tuhan dalam hidup kita tidak akan pernah tercapai sampai kita menemukan kepenuhan kita di dalam diriNya. Kita harus mencari Tuhan saja. Mereka berada dalam pembuangan, tetapi mereka tidak didorong untuk mencari kebebasan atau keadaan yang lebih baik. Apapun pergumulan kita, kita perlu berdamai dengan keadaan kita dan mencari Tuhan sebagai satu-satunya penolong dan penyelamat yang dapat kita andalkan. Bukan yang lain.

Kita harus mencari Tuhan dengan sepenuh hati. "Jika kamu menanyakan Aku dengan segenap hati...". Bukan sekadar kita berada dalam keadaan yang buruk, tetapi karena sungguh kita mengasihi Tuhan dan rindu berbalik kepadaNya. Jika kita mencari Tuhan dengan sepenuh hati, maka Tuhan akan memberikan kepada kita kehadiranNya. Dan pada waktu itulah, kita akan menyadari betapa berharganya masa "tujuhpuluh di Babel" itu untuk menolong kita menemukan kehadiran Tuhan sebagai harta terbaik dalam kehidupan kita. Bukan uang dan harta. Bukan kuasa. Bukan kekuatan ataupun kesehatan. Tetapi, hanya Tuhan saja.

Apapun situasi kehidupan yang kita hadapi, kita perlu senantiasa ingat bahwa Tuhan adalah Allah yang memegang kendali. Tuhan memiliki rencana maha besar untuk keselamatan dunia ini. Maka, apapun pergumulan dan tantangan yang kita hadapi, mari berdamai dan berserah padaNya. Dalam ketundukan dan keberserahan, kita akan menemukan damai sejahtera yang melampaui segala akal yang akan meneguhkan iman kita (Flp. 4:6-7). [WOW]

APLIKASI KEHIDUPAN

(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)

Pendalaman

Adakah kekuatiran yang perlu Anda lepaskan untuk dapat melangkah ke depan dengan iman untuk menggapai yang terbaik untuk Tuhan di tahun yang baru ini? Sharingkan!

Penerapan

Sharingkan satu-dua hal rindu Anda gapai bagi Tuhan tahun 2020 ini.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.