Bagikan artikel ini :

Seeking God's Favor (Mencari Perkenanan Tuhan)

Mazmur 130:1-8

EKSPRESI PRIBADI

Ada yang mengatakan, “confession is good for your soul, but bad for your reputation”, dimana kalimat ini sesungguhnya sebuah ekspresi dilematis. Tatkala seseorang yang mau memulihkan kondisi batinnya dari rasa bersalah dengan melakukan pengakuan (confession), namun hal ini tentu tidaklah mudah karena akan berpontensi untuk menghancurkan reputasi harga dirinya.

Alkitab memang bukanlah sebuah buku catatan dosa seluruh umat manusia, tetapi Alkitab dengan jujur mencatat beberapa tokoh-tokoh iman yang jatuh dalam dosa, namun akhirnya dipulihkan hidupnya oleh Tuhan melalui pengakuan dosanya. Salah satu contohnya adalah kisah raja Daud yang telah jatuh dalam dosa perzinahan (2 Samuel 12:1-15), namun melalui pengakuan dosanya yang tulus dan sungguh, maka pada akhirnya Tuhan pun memulihkan hidupnya kembali (Mazmur 51).

Richard Foster, salah satu penulis dan teolog Kristen yang terkenal dengan buku klasiknya Celebration of Discipline bahkan memasukan doa pengakuan dosa termasuk dalam salah satu kategori dispilin rohani (spiritual discipline) yang harus rutin dilakukan oleh umat Tuhan. Menurut Foster, pengakuan dosa adalah Jalan Ilahi bagi penyembuhan luka batin dan pemulihan diri dari kesalahan masa lalu. Jalan Ilahi ini akan membuka pintu kasih karunia Allah dan pengampuanNya yang tanpa batas itu untuk masuk secara nyata dalam hidup umatNya. [https://renovare.org/articles/understanding-confession]

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam perikop Mazmur 130:1-8, kita dapat belajar bagaimana ada perkenanan Allah atas mereka yang bersungguh hati mengakui dosa-dosanya dan itulah Jalan Ilahi bagi pemulihan diri yang tersedia bagi semua orang percaya yang berseru pengampunan kepadaNya.

  1. Sikap Pasrah Penuh pada Pertolongan TUHAN
    Ayat 1-2 berkata, “Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku”. Berseru (crying) dari jurang yang dalam (out of the depths) merupakan sikap pasrah penuh pada Tuhan dan belas kasihanNya untuk menyelamatkan dari ketidakberdayaan. Siapa yang sanggup keluar dari jurang yang dalam? Tidak ada. Satu-satunya harapan adalah Tuhan sendiri yang mengangkatnya keluar. Dalam tulisan mazmur ini, pemazmur mengunakan kata “TUHAN”(Jehovah, the God of the covenant) sebanyak 5x dan kata “Tuhan” (Adonai, the Master, Lord) sebanyak 3x. Disinilah, pemazmur mempunyai sikap pasrah penuh keyakinan iman bahwa TUHAN pasti akan mendengarkan teriakannya dari jurang kebinasaan, kehancuran, kecelakaan akibat dosa-dosanya. Sikap pasrah penuh kepada pertolongan Tuhan bukan didasarkan pada perasaan semata, tetapi pada iman dan pengenalan yang teguh akan siapa Pribadi Allah yang dipercaya.
  2. Sikap Meyakini Adanya Pengampuan TUHAN
    Ayat 3-4 berkata, “Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang”. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan tahta pengadilan Tuhan? Siapakah yang sanggup melarikan diri dari Tuhan atas segala pelanggarannya sebagai seorang pendosa? Tidak ada. Tuhan tidak bisa ditipu, disogok, di kelabui, bahkan di manipulasi dengan sogokan apapun. Tidak ada dosa yang dapat disembunyikan di hadapanNya. Tetapi justru, disinilah pemazmur percaya walaupun Tuhan maha tahu dan ingat akan segala kesalahan kita, tetapi Tuhan juga maha kasih dan selalu akan ada pengampunan bagi mereka yang datang kepadaNya. Tuhan akan membawa pergi jauh segala pelanggaran kita, “sejauh timur dari barat, demikianlah dijauhkanNya dari kita pelanggaran kita…sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu” (Maz 103:12, 14). 
  3. Sikap Menantikan-nantikan Janji TUHAN
    Ayat 5-6 berkata, “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.” Tidak ada yang dapat membuat fajar datang lebih awal atau lebih terlambat. Bagi para penjaga yang mereka nantikan terbitnya terang fajar bukanlah sebuah harapan kosong, tetapi sebuah kepastian kehidupan. Jiwa yang mengharapkan Tuhan lebih dari pengawal mengharapkan pagi ini sungguh mencerminkan jiwa seorang yang tidak pernah menyerah dan takut dengan gelapnya kehidupan karena gelapnya malam tidaklah akan selamanya. Tuhan sendiri berjanji, terang Nya akan terbit dan memberikan kelepasan. Kelepasan ini bak sinar terang fajar yang melenyapkan gelapnya waktu malam, demikian pula terang kasih Tuhan yang melenyapkan hidup lalu kita yang gelap dalam dosa.  
  4. Sikap Ucapan Syukur atas Pembebasan Tuhan
    Ayat 7-8 berkata, “Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. 130:8 Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.” Inilah hal yang patut disyukuri tatkala seseorang yang berani mengakui kesalahannya pada akhirnya adalah orang yang berbahagia. Mengapa? Sebab itulah momentum kemenangannya yaitu bebas dari tekanan penghakiman dosa. Orang yang tidak mau membereskan dosanya akan selalu dikejar-kejar dosanya. Orang yang terus menyimpan kesalahannya adalah orang yang dipenjara oleh rasa bersalah tiada henti. Dia tidak pernah menikmati kebebasan hidup. Namun, puji syukur pada Tuhan, disini pemazmur menutup mazmur 130 ini dengan sebuah perayaan ucapan syukurnya sebab Tuhan membebaskan Israel dari segala kesalahannya dan membebaskan dirinya dari segala belenggu dosa.[CK]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Apa kaitan antara perkenanan Allah dengan pengakuan dosa? Jelaskan!

Penerapan

Sungguhkah Anda meyakini, mengalami dan merayakan pengampunan Tuhan di awal tahun yang baru ini? Sharingkanlah dalam CG Anda!

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.