Edisi 180 : MENDUA HATI

MENDUA HATI menunjukkan ketidaksetiaan seseorang kepada sesuatu atau seseorang. Mendua hati di dalam suatu pekerjaan menunjukkan ketidakkonsentrasian orang tersebut terhadap pekerjaannya atau juga ketidaksetiaannya kepada perusahaan dimana ia berkerja. Mungkin karena dia mempunyai pekerjaan sampingan selain yang sedang ia jalani. Mendua hati di dalam hubungan dengan seseorang bisa menunjukkan ketidaksetiaan kepada pasangannya atau majikannya, atau pemimpinnya. Biasanya kita menyebut “mendua hati” sebagai “perselingkuhan”. Dan saat kita mendengar kata “selingkuh”, di pikiran kita pasti terbayangkan seorang suami atau istri yang “bermain gila” di belakang pasangannya. Sebenarnya, kata “selingkuh” ini cakupannya sangat luas. Tuhan Allah sendiri memakainya untuk menunjukkan ketidaksetiaan umat pilihan-Nya terhadap Diri-Nya.

Sebenarnya topik ini pernah kita bahas setahun yang lalu, namun melihat situasi sekarang ini, dimana angka perceraian melesat tinggi sebagai akibat dari pandemik Covid-19 yang telah menyebabkan kehancuran ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi, meningkatnya percekcokan rumah tangga yang berdampak pada perceraian atau saling bunuh, ada baiknya kita tinjau kembali isu ini. Selain itu, kita juga melihat makin maraknya ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran Tuhan di dalam kekristenan, yang membuat iman ba­nyak orang percaya disesatkan dari kebenaran firmanAllah.

Di dalam edisi ini kita akan membahas perselingkuhan secara jasmani maupun rohani, agar setiap pembaca dibukakan matanya kepada kebenaran Tuhan dan tidak akan jatuh ke dalam kesesatan-kesesatan yang diajarkan oleh orang-orang yang menyebut dirinya “hamba Tuhan”.

SELAMAT MENJAGA DIRI AGAR TIDAK MENDUA HATI.

Redaksi


Unduh