Edisi 184 - KECERDASAN?

KECERDASAN adalah hal yang didambakan semua orang. Orangtua terutama mendambakan setiap anak mereka ‘cerdas’. Mereka akan berusaha membuat anak mereka ‘cerdas’ dengan memberikan mereka bermacam-macam les pelajaran, mengikutkan mereka dalam kelas kumon agar pandai berhitung, kelas menggambar, agar pandai menggambar, kelas musik agar pandai bermain alat musik atau bernyanyi, dan sebagainya. Mereka tetap memberikan anak mereka les matematika, fisika, Inggris dan yang lainnya meskipun anak mereka tidak perlu itu karena sudah bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya tanpa bantuan orang lain. Mereka pun juga sibuk mengikutkan anak-anak mereka dalam berbagai macam tes untuk melihat IQ mereka berapa, dan merasa cemas jika hasil tesnya menunjukkan bilangan yang lebih rendah dari temannya.

Sebenarnya, kecerdasan seseorang itu tidak bergantung kepada kemampuannya dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Tuhan memberikan setiap orang berkat-berkat yang berbeda-beda. Ada yang pandai di bidang seni, tetapi ‘bodoh’ di bidang ilmu pasti dan ilmu alam. Ada yang tidak pandai di sekolah, tetapi pandai di dapur, dalam jahit-menjahit, di salon rambut maupun di salon kecantikan dan yang lainnya. Semua ‘keahlian’ itu diperlukan untuk membuat semua orang nyaman hidup di dunia ini dan membuat dunia ini colourful, berwarna-warni. Bayangkan kalau dunia ini hanya dipenuhi warna merah atau hijau atau yang lainnya. Membosankan dan menyedihkan, bukan?

Namun ada satu hal yang teramat penting yang harus dimiliki setiap orang selain dari “kecerdasan”, yakni “hikmat Allah”. Orang yang cerdas di bidang eksakta, kalau tidak memiliki hikmat Allah, ia bisa menciptakan sesuatu yang dapat menghancurkan umat manusia, bahkan peradaban manusia. Tetapi jika kecerdasan itu disertai hikmat Allah, maka yang diciptakan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan damai sejahtera pada manusia, dan tentu saja akan memuliakan Tuhan. Demikian juga di bidang seni. Seorang komposer yang diilhami Allah akan menciptakan karya musik/lagu yang indah, yang membawa damai di hati serta memuliakan nama Tuhan. Sebaliknya, tanpa hikmat Allah, karyanya dapat ‘dirasuki’ iblis, membuat pendengarnya seperti ‘kerasukan’ dan menciptakan ‘chaos’ yang memba­­wa korban jiwa.

Di dalam edisi ini, pembaca dapat mempelajari banyak hal mengenai ‘kecerdasan’ ini. Kami harap tulisan-tulisan yang kami persembahkan dapat membawa berkat bagi banyak orang. SELAMAT MENCERDASKAN DIRI DENGAN BENAR!

Redaksi


Unduh