Bagikan artikel ini :

Keep moving forward

Ada satu bagian penting dalam pelayanan Tuhan Yesus yang dicatat berulang kali di dalam kitab-kitab Injil, yakni kehadiran para murid atau para rasul. Di dalam masa pelayanan-Nya di dunia, Tuhan disertai murid-murid yang juga dipanggil dengan sebutan rasul. Akan tetapi sebutan rasul ini berkembang dalam pemakaiannya untuk menunjuk kepada keduabelas murid. Para murid ini berlaku sebagai keluarga terdekat yang Tuhan pilih secara pribadi dan juga yang akan meneruskan misi-Nya ketika Ia meninggalkan dunia ini.

Komunitas para murid ini dibentuk pada saat Tuhan memanggil mereka. Bagian ini dicatat dalam Injil Markus 3:13-19 yang mana dikatakan bahwa Tuhan Yesus naik keatas bukit dan memanggil mereka yang Ia kehendaki, dan mereka datang kepada-Nya. Latar belakang pemanggilan ini dilakukan, yakni di atas bukit, memberikan sebuah arti tersendiri. Dalam Alkitab, gunung, ataupun bukit, menjadi sebuah lambang tempat bersekutu manusia dengan Tuhan. Tanda ini diwujudnyatakan dengan lebih gamblang dalam catatan yang terdapat dalam Injil Lukas pasal 6 yang mencatat bahwa sebelum Tuhan memilih para murid-Nya, sepanjang malam Ia pergi ke bukit untuk berdoa kepada Bapa, dan ketika pagi telah tiba maka Ia memanggil para murid-Nya dan memilih dari antara mereka dua belas orang yang Ia sebut para rasul.

Lukas mencatat pemanggilan para murid ada dalam sebuah rangkaian doa, seolah para murid dilahirkan dari doa dan kedekatan Tuhan Yesus dengan Allah Bapa. Ada makna teologis yang mendalam dari peristiwa ini bahwa pemanggilan para murid lahir dari dialog antara Sang Anak dengan Sang Bapa. Ini menjadi dasar yang essensial untuk memahami perkataan Tuhan Yesus pada teks yang kita renungkan minggu ini bahwa, "tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Luk 10:2). Bahwa kita tidak dapat sekedar memilih pengerja dalam ladang Allah sebagaimana seorang bos mencari pegawai. Allah yang harus dan senantiasa kita minta untuk mendatangkan para pengerja dan haruslah Allah yang memilih mereka untuk pekerjaan ini. Seseorang tidak dapat membuat dirinya menjadi murid, menjadi murid adalah peristiwa pemilihan yang didasarkan pada kehendak Tuhan dan dalam relasi dengan Bapa.

Teks pemanggilan para murid dilanjutkan dengan panggilan tugas yang diberikan Tuhan Yesus. Ada dua jenis panggilan yang diberikan Tuhan Yesus kepada para murid, yakni untuk bersama dengan Dia, dan untuk pergi mengabarkan Injil. Apa yang dimaksud dengan mengenal Dia? Yakni bahwa para murid harus memperoleh kedekatan yang intim bersama Tuhan yang tidak diberikan kepada orang banyak. Ketika banyak orang hanya melihat Tuhan dari luar dan memujanya sebagai nabi, seorang tokoh agama besar, namun gagal melihat keunikan dari Kristus. Para murid harus beserta Dia agar mampu mengenali kesatuan-Nya dengan Bapa dan menjadi saksi atas misteri Ilahi. Hal ini menjadi dasar utama seorang rasul, dan dengan jelas kita melihat hal ini pada saat pemilihan Matias menggatikan Yudas. Petrus berkata mereka harus senantiasa hadir disaat Tuhan berada ditengah-tengah mereka.

Pada saat yang sama para murid juga dipanggil menjadi pembawa pesan Tuhan Yesus kepada dunia. Pertama pada domba yang hilang dari rumah Israel, namun juga kepada ujung bumi. Berada bersama dengan Tuhan Yesus dan menjadi utusan mungkin sekilas terdengar seperti dua hal yang terpisah, namun sesungguhnya keduanya adalah satu kesatuan. Para murid harus bersama Dia agar mereka, sekalipun berada sampai ujung bumi, senantiasa bersama-Nya. Bersama Dia pada dasarnya adalah bagian dari dinamika misi, karena keseluruhan keberadaan Tuhan Yesus adalah misi. Ia datang kepada dunia yang hilang dan belum mengenal Dia agar mereka melihat kemuliaan sang Bapa dan beroleh keselamatan.

Teks kitab suci mengatakan bahwa para murid diutus untuk berkhotbah, dan memiliki otoritas mengusir roh jahat, dan menyembuhkan segala penyakit. Tugas pertama ialah berkhotbah, memberi cahaya pada dunia lewat pesan dari Tuhan Yesus. Para murid adalah para penginjil pertama. Mereka yang memberitakan kerajaan Allah dan mempersatukan orang dalam keluarga baru Allah. Akan tetapi khotbah bukan semata rangkaian kata mengenai Kerajaan Allah, bukan juga sebuah instruksi. Khotbah ialah sebuah peristiwa, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri adalah peristiwa yang mana Firman Allah menjadi pribadi. Dengan memperkenalkan Yesus, para murid menuntut pendengarnya untuk berjumpa pada Yesus, yang berkuasa untuk mengusir para penguasa jahat yang menutupi dunia ini.

Dalam kaitan dengan tema minggu ini, ada dua hal yang mesti senantiasa kita ingat ketika kita ingin tetap maju dalam mengerjakan panggilan kita sebagai murid. Pertama kita mengingat bahwa kita dipilih oleh Tuhan secara peribadi untuk menjadi murid-Nya. Bukan oleh kehendak dunia, bukan karena keinginan seseorang, melainkan karena Kristus yang menunjuk dan memilih kita melayani Dia. Dan penunjukkan yang Kristus lakukan atas diri kita bukanlah penunjukkan yang main-main, melainkan lahir dari pergumulan dan relasi-Nya dengan Bapa, setiap kita yang dipilih-Nya adalah special. Kedua, kita senantiasa diajak untuk mengingat bahwa tugas kita sebagai para murid-Nya ialah berada dekat dengan Dia, makin mengenal Dia, supaya kita dapat menolong dunia berjumpa dengan Dia lewat keberadaan kita. Kita dipanggil membawa sang Terang sejati ketengah dunia dan menghempaskan selubung yang senantiasa menutupi dunia dalam kegelapan. [DD]