Bagikan artikel ini :

Kekuatan Injil

Hendrik Kraemer – tokoh misi terkenal asal Belanda – dalam karyanyaThe Christian Message in a Non-Christian World (terbit 1938), menekankan berulang-ulang bahwa misi Kristen harus dilakukan dengan "persuasi agamawi yang murni" (purely religious persuasion). Maksudnya penyebaran Injil tidak boleh dilakukan dengan kekuatan manusia, baik secara budaya, sosial, maupun politik. Misi hanya bersandar pada kuasa Roh Kudus.

Poin Kraemer adalah revolusioner pada zamannya. Buku The Christian Message ditulis Kraemer untuk Konferensi Misi International ke-3,tahun 1938,di Tambaram, India. Dua konferensi misi dunia sebelumnya, tahun 1910 di Edinburgh dan 1928 di Yerusalem, misionaris memiliki sikap misi yang berbeda. Dari sejak William Carey mencanangkan manifesto misi modern sampai Edinburgh 1910, misi Protestan telah berjalan sekitar 100 tahun. Semangat bermisi masih menyala-nyala. Di Edinburgh 1910 misionaris sangat optimis.Dengan bergandeng tangan dengan, atau setidaknya menumpang di bawah kekuatan kolonial, mereka akan menyebarkan Injil Injil ke seluruh dunia.Bayangan mereka, tidak lama lagi seluruh dunia akan ditaklukkan di bawah Kristus, dan agama-agama non-Kristen akan segera lenyap dan digantikan dengan Kekristenan.

Delapan belas tahun setelah Edinburgh, misionaris berkumpul kembali di Yerusalem. Optimisme telah berganti menjadi pesimisme. Agama-agama bukan saja tidak berhasil ditaklukkan tetapi mereka bahkan mengalami kebangkitan. Disamping itu, musuh baru, yaitu sekularisme, muncul di Barat dan terus menyebar ke seluruh dunia. Meresponi kondisi ini, William Hocking dalam bukunya Re-thinking Missions (terbit 1932), mengusulkan perubahan strategi misi. Menurut Hocking, misi tidak boleh lagi diarahkan untuk menginjili, tetapi harus bergandengan tangan dengan agama-agama lain untuk menghadapi musuh bersama, yakni sekularisme.

Kraemer menolak strategidi atas. Di Tambaram 1938,ia mengusulkan misi yang beralaskan Alkitab. Tujuan misi tetap untuk penginjilan. Namun Injil tidak boleh disebarkan dengan kekuatan manusia, baik lewat budaya ataupun politik. Kekuatan misi satu-satunya terletak pada kuasa Roh Kudus sendiri (hal.400).

Poin Kraemer seiring dengan 1Tesalonika 1:5. Kekuatan Injil berasal dari Roh Kudus yang memberikan kepastian yang kokoh. Ketika Yesus ditangkap, Petrus menghunus pedang membelaNya. Tetapi Yesus berkata, "Sarungkan pedangmu itu…" Perkataan ini menyatakan bahwa Kerajaan Allah tidak dapat dibangun dengan kekuatan senjata, politik, atau pun budaya. Ketika Kristus terangkat ke sorga,Ia hanya memberikan mereka satu Injil untuk menaklukkan dunia. Satu misi yang mustahilsecara manusia, tetapi tidak bagi Allah. Di tiga abad pertama, tanpa sokongan kekuatan politik maupun budaya, Kekristenan bukan saja tetap eksis, tetapi bahkan terus berkembang keseluruh dunia.

Fenomena perkembangan Kekristenan di China pada abad ini adalah bukti nyata kekuatan Injil itu sendiri. China tertutup bagi Injil sampai tahun 1842 saat China kalah dalam Perang Candu.Dinasti Ching dipaksa kekuatan kolonial Barat untuk membuka pelabuhannya. Misionaris Kristen memanfaatkan cela ini membawa Injil masuk ke China. Selama kurang lebih 100 tahun, ribuan misionaris mengabarkan Injil, membuka rumah sakit, sekolah, dan universitas Kristen, di seluruh pelosok China. Pekerjaan misi Barat terhenti saat China jatuh ke tangan komunis pada tahun 1949. Seluruh misionaris diusir, pendeta-pendeta ditangkap dan dipenjarakan, gereja-gereja ditutup, alkitab-alkitab disita dan dibakar. Secara manusia Kekristenan di China tidak lagi memiliki harapan. Namun disinilah kekuatan Injil menjadi nyata. Philip Jenkins dalam artikelnya "Who's counting China?" (terbit di Christian Century tahun 2010), membeberkan pertumbuhan fenomenal Kekristenan di China. Walaupun tidak bisa dipastikan berapa jumlah orang Kristen di China, namun berdasarkan data riset yang dapat dipercaya, hari ini setidak-tidaknya ada sekitar 65-70 juta orang Kristen di China. Jumlah ini melebihi total populasi gabungan Perancis, Inggris, dan Italia. Jumlah ini adalah fenomenal karena pada tahun 1949 hanya ada sekitar 5 juta orang Kristen di China. Pertumbuhan ini hanya mungkin terjadi karena kekuatan Injil itu sendiri. Soli Deo Gloria. (PD)