Bagikan artikel ini :

Kurang Ikut Apalagi?

Yohanes 21:15-19

Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
- Yohanes 21:19

Jika ditanya hari ini, apakah Anda pengikut Kristus? Umumnya kita semua yang membaca renungan ini akan mengatakan demikian, “Aku pengikut Kristus.” Buktinya, kita pergi ke gereja setiap Minggu, bahkan ada yang sejak kecil sudah ikut sekolah minggu, kemudian remaja sampai dewasa. Kita juga pasti memiliki Alkitab, baik dalam bentuk buku atau aplikasi di gawai. Mungkin sebagian kita juga seluruh keluarganya sudah jadi Kristen. Belum lagi identitas diri di KTP, jelas kita orang Kristen, pengikut Kristus. Ada juga beberapa yang menuliskan di profil Instagram-nya: Jesus’ Follower. Di rumah memajang salib yang terang-terangan menunjukkan kita sebagai pengikut Kristus. Kurang ikut Kristus apalagi coba?

Namun, apakah Tuhan Yesus menginginkan hal-hal seperti itu ketika Dia berkata, “Ikutlah Aku”? Bagaimana Anda mendefinisikan hubungan Anda dengan Kristus? Apakah Anda serius mengikuti Yesus atau hanya iseng-iseng mengikuti-Nya? Apakah mengikut Kristus itu sebuah komitmen seumur hidup yang sudah Anda ambil atau semuanya tergantung pada situasi dan kondisi? Apakah hubungan Anda dengan Kristus sekadar rutinitas atau lebih dari itu? Maka pertanyaannya bukan lagi, kurang ikut apalagi?, melainkan, apakah benar saya sudah mengikuti Kristus?

Makna mengikut Tuhan Yesus menjadi tanda tanya besar buat Rasul Petrus. Ketika Petrus menyaksikan Yesus ditangkap, disiksa, bahkan mati disalibkan, semua orang mencemooh, tidak ada yang berani membela-Nya. Petrus ketakutan sampai-sampai mengakui dirinya bukanlah pengikut Yesus, ia menyangkal mengenali-Nya. Petrus melihat mengikut Yesus harganya begitu mahal dan risikonya besar, di saat itulah ia tidak bisa mengikut Yesus. Kata- kata “Ikutlah Aku” seakan-akan berakhir di kayu salib. Namun, ketika Yesus bangkit dan memulihkan kembali Petrus dari rasa bersalahnya, sekali lagi Petrus mendengar kata-kata itu, “Ikutlah Aku.”

“Ikutlah Aku” sepertinya terdengar mudah, bukan? Padahal mengikut Yesus bukan berarti tentang kenikmatan diri, melainkan tentang komitmen kepada Kristus. Jangan takut, sekalipun jalan hidup kita mungkin lebih berat dari orang lain, harga yang harus kita bayar begitu mahal dan tantangan akan datang silih berganti. Tetap ingat, tidak ada yang lebih mahal dari harga pengorbanan Yesus untuk menyelamatkan kita.

Refleksi Diri:

  • Apa arti mengikut Tuhan Yesus buat Anda? Apakah selaras dengan yang Yesus inginkan?
  • Apa yang mau Anda lakukan untuk menyatakan Anda berkomitmen mengikut Tuhan Yesus sampai akhir hidup?