Bagikan artikel ini :

Amnesia Rohani

Ulangan 6:10-25

Maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
- Ulangan 6:12

Amnesia adalah sebuah kondisi dimana seseorang kehilangan ingatan sehingga melupakan nama, informasi atau pun peristiwa penting di masa lalu. Dalam hal kerohanian, muncul pula istilah amnesia. Amnesia rohani menjadi wabah yang menjangkiti orang percaya. Banyak dari mereka dulunya setia melayani, rajin beribadah, dan bersedia mengorbankan kekayaan untuk mendukung kegiatan gereja, tapi setelah diberkati semakin kaya, justru semakin sibuk menikmati berkat Tuhan dan tidak sempat melayani, bahkan lupa kepada Tuhan dan kepada sesama yang perlu bantuan.

Musa mengingatkan umat Israel agar berhati-hati terhadap amnesia rohani. “Jangan engkau melupakan Tuhan” di tengah kelimpahan dan kemakmuran ketika menikmati tanah perjanjian. Musa melihat bahaya besar mengancam ketika mereka melupakan Tuhan. Orang Israel akan berpaling kepada ilah-ilah lain sehingga menyangkali Allah (ay. 14-15). Akibatnya, mereka akan menghadapi murka Allah yang mengerikan, yaitu dipunahkan dari muka bumi (ay. 15).

Peringatan Musa ini sangat relevan dengan hidup kita hari ini. Seringkali sadar atau tidak, kita juga mengalami amnesia rohani. Ketika tingkat ekonomi masih berada di bawah, kita begitu setia dengan Tuhan. Namun, begitu diberkati dan berada di posisi atas, kita gampang melupakan Tuhan dan peringatan-Nya. Kita terlalu sulit untuk tetap bersikap rendah hati serta mengakui bahwa semua berkat dan pencapaian kita semata-mata anugerah Tuhan. Sebaliknya kita menjadi begitu egois, sombong, suka mengkritik dan bahkan menghakimi orang lain. Bukankah Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati? (1Ptr. 5:5).

Melalui bagian ini, kita bisa belajar dari Musa, cara menghindari amnesia rohani. Pertama, memiliki komitmen ketaatan secara mutlak kepada perintah, peringatan, dan ketetapan Allah (ay. 17). Kedua, melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan. Bukan sebaliknya, melakukan yang salah dan jahat (ay. 18). Ketiga, mengajarkan perinsip iman mereka kepada generasi muda (ay. 20-21). Ketika ketaatan menjadi sebuah gaya hidup yang akhirnya diajarkan, diteladankan, dan diwariskan kepada keturunan maka Tuhan berjanji akan terus menyertai dan memberkati kita senantiasa.

Yuk, marilah selalu mengingat peringatan ini: “Janganlah engkau melupakan Tuhan.”

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda pernah/sedang mengalami amnesia rohani? Apa penyebabnya?
  • Apa langkah yang Anda lakukan untuk keluar dari amnesia rohani tersebut?