Bagikan artikel ini :

Persembahan Yang Hidup

Roma 12:1-2

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
- Roma 12:1

Roma 12 mengawali bagian akhir surat Roma. Paulus menekankan penerapan doktrin yang telah dipelajari di bagian sebelumnya, yaitu doktrin-doktrin yang ada dalam pasal 1-11 kepada jemaat Roma. Sekarang saatnya mereka harus menerapkannya. Paulus berharap iman Kristen mereka tidak sekadar dikonsumsi pikiran semata, tetapi harus diterima di hati dan dijalankan dalam hidup.

“Karena itu …” karena kita telah diselamatkan di dalam Kristus melalui iman dan berdasarkan anugerah-Nya maka ada konsekuensi yang mengikuti kebenaran ini. Kita harus merespons dengan benar. Jika sungguh-sungguh telah beriman di dalam Kristus maka kita tidak bisa tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa. Anugerah Allah telah diberikan dan keselamatan-Nya telah kita terima maka sepatutnya kita berterima kasih kepada Allah dengan mempersembahkan tubuh [kita]. Mempersembahkan tubuh mencakup keseluruhan hidup kita – tubuh jasmani, pikiran, hati, tindakan, karier, dan masa depan. Apa yang dipersembahkan tidak akan menjadi milik kita lagi, melainkan sepenuhnya milik Allah. Ketika mempersembahkan hidup maka hidup bukan milik kita lagi (bdk. Gal. 2:20). Kita didorong menyerahkan hidup sepenuhnya untuk melayani Allah.

“Sebagai persembahan yang hidup” kalimat ini adalah ungkapan yang paradoks. Setiap korban binatang yang dipersembahkan harus disembelih dan darahnya dicurahkan. Seperti korban yang dipersembahkan, kita seharusnya juga mati. Namun, Kristus telah mati menggantikan kita sehingga kita yang mati di dalam Kristus, kita juga hidup di dalam-Nya. Dengan demikian hidup kita yang dipersembahkan adalah hidup, tidak lagi mati.

“Yang kudus dan yang berkenan kepada Allah” korban binatang yang dipersembahkan kepada Allah tidak boleh bercacat cela supaya mendatangkan aroma harum, yang menyenangkan hati Allah. Demikian pula hidup kita yang dipersembahkan kepada Allah, hendaklah hidup yang kudus, yang dijauhkan dari dosa. Dengan demikian hidup kita akan menjadi aroma persembahan yang harum, yang memperkenan dan menyukakan hati Allah.

Persembahkanlah seluruh aspek kehidupan Anda kepada Tuhan Yesus. Dia telah mempersembahkan diri-Nya sepenuhnya bagi Anda, masakan Anda mem- balasnya setengah-setengah?

Refleksi Diri:

  • Pikirkanlah satu atau dua langkah praktis dalam mempersembahkan hidup Anda bagi Yesus.
  • Berdoa dan memohon Tuhan menyucikan hidup Anda sehingga menjadi persembahan yang menyukakan hati-Nya!