Edisi 186 - NEW NORMAL

NEW NORMAL adalah tatanan hidup baru setelah pandemi Covid-19. Meskipun pandemi ini belum selesai sepenuhnya, vaksinasi yang telah dijalankan ‘memberanikan’ pemerintah untuk melonggarkan ruang gerak masyarakat dengan tetap menjalankan protokoler kesehatan dengan ketat. Mal-mal mulai dibuka dengan syarat yang diizinkan masuk hanya mereka yang sudah divaksin. Tempat ibadah boleh dibuka dengan jumlah pengunjung yang sangat terbatas. Tempat-tempat rekreasi sebagian sudah mulai dibuka dengan peraturan-peraturan yang membatasi jumlah pengunjung. Bahkan sekolah pun sudah ada yang mulai dibuka dengan jumlah siswa yang sangat terbatas dan jam belajar yang sangat pendek serta tidak setiap hari. Dan tentu saja semuanya itu dijalankan dengan masker atau face shield tak boleh lepas dari wajah!

Sesungguhnya new normal itu bukanlah hal yang baru, karena seperti kata Pengkhotbah, di dunia ini tidak ada suatu pun yang baru, semuanya berulang-ulang. Wabah penyakit yang menyebabkan kematian banyak orang bukan hanya terjadi sekarang ini. Tetapi di abad-abad lampau pun pernah terjadi, membunuh jauh lebih banyak penyintas.

Di dalam kehidupan anak-anak Tuhan, “new normal” seharusnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Kita diselamatkan dan beroleh hidup ”baru” setelah kita bertobat dan mohon mengampunan Tuhan. Setelah itu Tuhan mengutus Roh Kudus tinggal di dalam hati kita, mengawasi tingkah laku kita. Dan mulailah kita hidup dengan tatanan baru yang jauh dari dosa. Kalau di era new normal ini ada aparat negara serta Satpol PP yang mengawasi apakah masyarakat menjalankan protokoler kesehatan, maka di dalam kehidupan baru anak-anak Tuhan ada Roh Kudus yang siap menegur kita setiap saat.

Di dalam edisi ini kami khusus membicarakan era baru ini. Kiranya artikel-artikel yang kami muat dapat menjadi berkat serta membuka wawasan para pembaca. SELAMAT MEMASUKI ERA NEW NORMAL DENGAN PENUH SEMANGAT!

Redaksi


Unduh