Edisi 191 - BEBAS TAPI TIDAK BABLAS!

BEBAS TAPI TIDAK BABLAS! Setiap memasuki bulan Agustus, di mana-mana kita akan melihat orang berjualan bendera merah-putih dengan bermacam-macam ukuran. Mal-mal dan pusat-pusat perbelanjaan pun bermandikan nuansa merah-putih. Memang, bulan Agustus merupakan bulan yang paling penting bagi bangsa Indonesia, karena di bulan ini, tepatnya pada tanggal 17 Agustus, 77 tahun yang lalu, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan mereka dari penjajahan bangsa asing, tidak perlu lagi tunduk pada kehendak dan tirani mereka.

Tapi, apakah ini berarti kita sekarang hidup bebas seperti burung yang terbang bebas di angkasa? Apakah kemerdekaan kita berarti kita dapat berbuat semau gue? Tidak! Kita harus tetap tunduk pada mereka yang ‘di atas’ kita, pada peraturan-peraturan serta hukum-hukum yang yang telah dirancang serta ditetapkan mereka. Namun ini tidak berarti kita ‘dijajah’ mereka, tetapi dijaga agar kebebasan kita tidak kebablasan yang akhirnya melahirkan kekacauan di masyarakat.

Berbicara mengenai kebebasan, kita pasti teringat akan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus ke dunia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa, sehingga orang yang percaya kepada-Nya dapat dimerdekakan dari hukuman dosa yang kekal dan layak masuk surga. Tetapi, kebebasan dari belenggu dosa bukan berarti kita dapat berlaku semau kita. Kita tetap berada di bawah hukumhukum Tuhan. Dan karena dosa inilah manusia di dunia hidup di dalam berbagai macam belenggu yang merenggut kebahagiaan mereka. Mereka rindu untuk dibebaskan dari belenggu-belenggu tersebut agar mereka dapat merasakan kebahagiaan sejati.

Di dalam edisi ini, kita akan membahas berbagai macam kebebasan yang didambakan manusia di dunia ini. Kami sungguh berharap para pembaca dapat menarik pelajaran yang berguna dari bahasan-bahasan tersebut dan hidup sebagai orang yang sungguh-sungguh merdeka, terbebas dari berbagai macam belenggu, tetapi tetap di jalur yang benar. SELAMAT MENJALANI KEBEBASAN SEJATI!

Redaksi


Unduh