Allah Adalah Warisanku dan Pialaku
Mazmur 16
Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
- Mazmur 16:5
Dalam masa krisis, banyak orang mempertanyakan kebaikan Tuhan. Di mana Tuhan? Mengapa Tuhan membiarkan saya menderita? Pemazmur tidak membiarkan perasaan seperti itu menguasai hatinya. Alih-alih kehilangan iman, ia justru menyatakan kesetiaannya kepada Tuhan (ay. 3-4). Di sini kita melihat bahwa iman dan kesetiaan berjalan beriringan. Di satu sisi, pemazmur berdoa memohon perlindungan Tuhan, di sisi lain ia menyatakan tekadnya untuk hidup berkenan dan setia kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga berdoa memohon berkat atau pertolongan dari Tuhan dan pada saat yang sama hidup berkenan kepada Tuhan?
Salah satu sikap orang yang hidup berkenan kepada Tuhan adalah memuji dan bersyukur. Di dalam pujian dan syukur, kembali ia menegaskan imannya. “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku” (ay. 5). Bagi orang Yahudi, warisan paling berharga adalah tanah. Punya tanah berarti punya kelangsungan hidup dan masa depan. Namun, pemazmur justru menganggap Tuhan sebagai warisannya. Tuhan juga disebut sebagai “piala”. Piala adalah simbol hidup atau nasib seseorang. Setiap orang diberikan “piala” untuk diminum. Bagi orang fasik, piala itu adalah murka dan penghakiman Allah (Mzm. 11:6). Sedangkan bagi orang benar, piala itu adalah piala berkat (Mzm. 23:5). Pemazmur menegaskan bahwa berkat bagi orang benar adalah Allah sendiri. Allah adalah berkat terbesar.
Apakah betul Allah adalah berkat terbesar bagi hidup Anda? Jika Allah adalah berkat terbesar maka apa pun tidak akan memisahkan kita dari Allah sendiri, termasuk kematian (Rm. 8:38). Dan jika Allah adalah berkat terbesar, maka kita tidak akan berlebihan dalam bersikap terhadap berkat-berkat lain di dunia. Penting tetapi bukan terpenting. “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (ay. 11). Allah telah memberitahukan jalan kehidupan kepada kita. Jalan kehidupan itu adalah Yesus Kristus sendiri (Yoh. 14:6). Memiliki Yesus Kristus berarti memiliki berkat sejati dan terbesar.
Refleksi diri:
- Apa komitmen Anda dalam menjaga iman dan kesetiaan di dalam Tuhan?
- Jika Allah adalah berkat terbesar dalam hidup Anda, apa yang ingin Anda lakukan bagi-Nya sebagai wujud syukur Anda?