Allah Memilih Kita
Efesus 1:3-6
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
- Efesus 1:4
Harold Lindsell, dalam buku A Handbook of Christian Truth, menulis, “Orang yang berusaha memahami Tritunggal sepenuhnya akan kehilangan nalarnya, tetapi orang yang menyangkal Tritunggal akan kehilangan nyawanya.” Artinya, doktrin Tritunggal menjadi penting untuk dipercayai walaupun sulit dipahami secara rasio sebab doktrin ini merupakan ajaran Kitab Suci yang diwahyukan Allah.
Rasul Paulus sedang menyelami kedalaman rahasia berkat Allah tentang kekayaan hikmat dan rahmat-Nya yang begitu memesona. Semua berkat tersebut diperoleh dari surga yang bersumber dari Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Di surat Efesus, ajaran tentang Tritunggal oleh Paulus ditekankan berulang kali (1:3, 11-14, 17; 2:18, 22; 3:2-5; 14-17; 4:4-6; 5:18-20). Hari ini kita fokus pada karya Allah Bapa yang “telah memilih kita,… menentukan kita dari semula” (ay. 4-5). Artinya, kita ditebus dan diselamatkan dari maut oleh karena Allah Bapa telah merencanakannya dalam kekekalan sebelum dunia diciptakan. Itu berarti tidak ada satu hal pun yang dapat kita lakukan yang memberi andil dalam keselamatan kita, karenanya kita tidak dapat membanggakan diri atas keselamatan yang kita peroleh (baca, 2:8-9; 2Tim. 1:9; Tit. 3:5). Allah memilih kita supaya kita “kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (ay. 4). Pemilihan Allah atas kita adalah sebuah hak istimewa, tetapi ada tanggung jawab yang harus kita jalani yakni hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Allah Bapa telah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya dengan cara melahirkan kita kembali (Yoh. 3:3). Allah telah menjadikan kita ahli waris bersama-sama dengan Kristus yang akan menerima segala berkat di surga (Rm. 8:17; Ibr. 1:2).
Karena itu, ambillah waktu untuk bersyukur dan memuji Allah Bapa atas segala berkat yang telah dilimpahkan-Nya dalam hidup kita. Biarlah pemahaman kita tentang pemilihan Allah ini, menjadikan kita tidak hanya bangga sebagai orang Kristen, tetapi juga bertanggung jawab menjalani kehidupan yang sesuai kebenaran yang dinyatakan-Nya di dalam Alkitab. Hiduplah selalu di dalam kebenaran, kekudusan, kehormatan, dan kebaikan di tengah komunitas yang berdosa, bengkok, dan terbalik ini, agar Allah Bapa dipermuliakan.
Refleksi Diri:
- Apa tujuan Allah Bapa memilih Anda? Bagaimana kebenaran itu memengaruhi cara hidup dan hubungan Anda dengan-Nya?
- Apa yang Anda lakukan agar memiliki gaya hidup yang kudus, benar, dan tak bercacat di hadapan Tuhan?