Allah Menyertai Kamu
Zakharia 8:18-23
Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
- Kolose 1:27
Amanat Agung tidak hanya berisi perintah, tetapi juga janji penyertaan. Mengapa Tuhan Yesus perlu menyertai kita? Tentu saja karena kita membutuhkan penyertaan-Nya. Ini benar. Namun, bagian yang kita baca hari ini melengkapi jawaban ini.
Sesudah berjanji bahwa Dia akan membawa mereka pulang, diam di tengah-tengah mereka (Zak. 8:7-8), dan memulihkan mereka (Zak. 8:12-13), Tuhan berjanji bahwa bangsa-bangsa lain akan datang mencari mereka. Mengapa? “Sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!” (ay. 23). Jadi, mengapa bangsa-bangsa mencari umat Tuhan? Karena di dalam diri umat Tuhan-lah mereka melihat Tuhan yang benar dan penuh kasih, yang tetap menyertai umat-Nya meski mereka telah berdosa terhadap-Nya.
Jadi, kembali ke Amanat Agung. mengapa Tuhan Yesus menyertai kita melaksanakan Amanat-Nya, selain karena kita membutuhkan-Nya? Supaya orang lain pun dapat melihat Tuhan Yesus di dalam kita! Hal ini pula yang dikatakan Paulus di dalam Kolose 1:27. Kita tidak hanya sekedar dipanggil untuk berkata-kata layaknya radio, tetapi juga menunjukkan Kristus sendiri yang selalu beserta dengan kita.
Sayangnya, entah berapa kali kita enggan mengabarkan Injil karena berpikir aku tidak pandai bicara, aku takut ditolak atau aku takut merusak persahabatan. Sebaliknya, kita yang lebih percaya diri menganggap bahwa mengkomunikasikan Injil adalah yang terpenting. Masalahnya, komunikasi verbal saja tidak cukup. Orang lain harus melihat bagaimana Tuhan Yesus menyertai kita, barulah mereka akan datang kepada-Nya.
Jadi, bagaimana caranya menunjukkan penyertaan Tuhan? Jawabannya ada di ayat 18. Yerusalem jatuh ke tangan Babel pada bulan keempat. Bait Allah dibakar pada bulan kelima. Gedalya, gubernur yang diangkat raja Babel atas Israel, dibunuh pada bulan kesembilan. Yerusalem di kepung pada bulan kesepuluh. Semua ini adalah bulan-bulan yang penuh duka. Namun, Tuhan mengatakan bahwa bulan-bulan ini akan menjadi sukacita.
Bagaimana kita berespons terhadap kesulitan hidup? Jika kita melaluinya dengan bersungut-sungut, bagaimana orang bisa merasakan bahwa kita disertai Tuhan? Sebaliknya, ketika kita dapat tetap bersukacita dalam tiap keadaan, orang dapat melihat Tuhan menyertai kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda merasakan penyertaan Tuhan? Apakah orang yang tidak percaya dapat melihat hal ini?
- Apakah Anda merasakan Tuhan memberi sukacita, bahkan di dalam kondisi-kondisi sukar? Jika belum, berdoalah kepada-Nya.