Allah Yang Bersembunyi
Mazmur 44:24-27
Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat.
- Yesaya 45:15
Salah satu pertanyaan yang diajukan orang yang sedang menderita dan belum atau bahkan tidak mendapatkan pertolongan Tuhan adalah mengapa Allah diam? Mengapa Allah tidak segera mengulurkan tangan? Pemazmur bahkan menganggap Allah tertidur dan menyembunyikan diri. “Terjagalah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangunlah! Janganlah membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu dan melupakan penindasan dan impitan terhadap kami?” (Mzm 44:24-25).
Alkitab melalui ayat emas di atas memang pernah menyebut tentang Allah yang menyembunyikan diri. Bahwa Allah menyembunyikan diri bukan berarti Dia tidak peduli kepada umat-Nya, bukan pula Dia tidak berkuasa mengatasi kejahatan sehingga memilih menghindar. Nyatanya, pada perikop yang sama, Ia disebut sebagai Allah yang berkuasa mencipta dan memelihara dunia, “Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,–Dialah Allah–yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,…” (Yes 45:18a).
Allah menyembunyikan diri mempunyai makna bahwa kehadiran dan cara kerja Allah dalam hidup kita itu misterius. Jalan-Nya tak selalu dapat kita pahami dan hal itu tidak dijelaskan-Nya kepada kita, misalnya mengapa Dia tidak mengabulkan doa kita. Tak usah serta-merta kita mengaitkannya dengan pertanyaan, “Apakah dosa saya?” Yang Allah kehendaki adalah kita tetap berjalan bersama-Nya di dalam misteri tersebut. Bahwa saya tidak mendapat penjelasan dari Tuhan tidak membuat saya kehilangan iman. Saya tetap percaya apa yang terjadi pada hidup saya itu pasti baik, meskipun saya belum tahu apa kebaikannya dan saya menjalaninya hanya karena percaya bahwa Allah itu baik.
Iman bukanlah memecahkan misteri, lalu baru percaya. Iman adalah berjalan bersama misteri, hidup dalam tanda tanya. Sekalipun saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan, saya tetap percaya dan melakukan kehendak-Nya. Justru dalam perjalanan bersama misteri, saya mengalami penemuan-penemuan yang semakin meneguhkan iman. Jadi, Tuhan memberkati hidup saya bukan saja dengan mengabulkan doa saya, tetapi mempertemukan saya dengan berkat-berkat rohani di dalam pergumulan hidup saya.
Refleksi diri:
- Apakah Anda sedang/pernah mengalami seakan Allah diam bersembunyi? Bagaimana sikap Anda menghadapi situasi tersebut?
- Apa berkat-berkat rohani yang Anda dapatkan setelah/selama menjalani situasi tersebut?