Allah Yang Mendengarkan
Lukas 24:13-32
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
- Lukas 24:15
Salah seorang pengikut Yesus, yaitu Kleopas dan temannya sedang merasa tertekan dan mengalami kesedihan yang mendalam. Sebagai orang Yahudi, mereka telah lama menderita di bawah penjajahan orang Romawi. Keduanya sangat mengharapkan Yesus datang sebagai Mesias, pembebas bangsa mereka. Namun, harapan mereka hancur ketika Yesus disalib, suatu bentuk hukuman yang paling hina dan brutal pada masa itu. Di dalam keputusasaan yang terdalam, Kleopas dan temannya kembali ke kampung halamannya.
Di tengah jalan, Yesus bergabung dengan keduanya. Awalnya mereka tidak mengenali-Nya. Yesus mendengarkan cerita sedih mereka yang bersifat pribadi bagi keduanya. Dia masuk ke dalam kekecewaan dan berbagai perasaan sedih mereka. Melalui kehadiran-Nya, Yesus menyatakan bahwa Dia siap menemani dimana pun mereka berada. Yesus siap karena Dia sendiri sudah mengalami penyiksaan yang paling kejam dan sudah dikuburkan selama tiga hari. Secara natural, tubuh yang telah mati selama tiga hari sudah mengalami proses pembusukan.
Teolog Henri Nouwen menyatakan manusia tidak suka dengan proses kehancuran dan pembusukan karena arah prosesnya menuju kematian. Tidak heran manusia sangat mudah terpengaruh oleh kesedihan dan kekecewaan hidup sebab hal tersebut mengingatkan kita bahwa segala sesuatu mengalami proses pembusukan atau kehancuran. Namun, Yesus menjelaskan bahwa Dia yang mereka sedihkan hidup kembali dan bangkit dari kematian menuju kemuliaan (ay. 25-27). Yesus bangkit untuk mengangkat kesedihan dan kekecewaan mereka dan memberikan pembebasan atas diri mereka dari dosa dan maut. Walaupun saat itu mereka tidak mengerti, ketika Yesus berbicara hati keduanya menjadi “berkobar-kobar” penuh semangat (ay. 32). Hati yang sedih dan putus asa diubahkan jadi penuh pengharapan.
Saat mengalami kesedihan atau kekecewaan hidup yang mendalam, segera bagikan perasaan Anda kepada Yesus. Dia adalah Allah yang selalu siap mendengarkan keluh kesah Anda. Yesus selalu bersedia berjalan menemani Anda, melalui lembah air mata, keputusasaan, dan kebingungan. Dia memahami perasaan Anda karena Dia sendiri sudah melalui lembah kekelaman yang terdalam, hidup kembali, dan bangkit menang dari kehancuran.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda percaya Kristus selalu siap mendengarkan segala keluh kesah Anda?
- Sudahkah Anda bersyukur atas kebangkitan-Nya yang mengangkat Anda dari lembah kekecewaan dan kesedihan?