Allah Yang Merendahkan Diri-Nya
Ibrani 10:19-25
.. oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.
- Ibrani 10:19-20
Di Perjanjian Lama, manusia tidak dapat melihat Allah. Kepada Nabi Musa Allah mengatakan “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.” (Kel 33:20). Karena itu ketika Nabi Yesaya diberi penglihatan untuk melihat Tuhan yang duduk di takhta, ia spontan berseru akan binasa karena telah melihat “Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” (Yes 6:5b).
Di tengah bangsa Israel, hanya Imam Besar yang diperbolehkah masuk ke ruang Maha Kudus di bait Allah yang menjadi representasi kediaman Allah di bumi. Itu pun hanya satu tahun sekali pada hari raya Penebusan untuk melakukan ritual pengorbanan darah domba sebagai ganti dosa seluruh rakyat Yahudi di hadapan Allah. Orang-orang lain tidak bisa melakukannya karena begitu masuk akan langsung mati.
Semua itu membuat orang Yahudi sulit membayangkan bagaimana Allah yang Mahakudus dan Mahabesar mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil rupa seorang hamba, bahkan mati dengan cara yang hina di kayu salib (Flp. 2:6-8). Mereka sulit menerima realita bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib sehingga penghalang antara Allah dan manusia yang direpresentasikan oleh Kemah Suci sudah terhilang. Hal ini mungkin terjadi karena Yesus sendirilah yang kini menjadi Imam Besar dan juga domba korban persembahan untuk menebus dosa manusia. Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.
Kita sekarang dapat masuk ke Ruang Kudus-Nya secara bebas karena kita menghadap kepada Allah Bapa melalui Yesus Kristus. Kita juga bisa mengalami Yesus Kristus secara pribadi melalui Allah Roh Kudus yang telah dikirimkan untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhannya. Syukurilah anugerah yang Allah telah berikan melalui Anak-Nya sehingga kita yang tidak layak, dilayakkan untuk menghadap takhta-Nya. Bersikaplah santun saat masuk ke hadirat-Nya dan berilah hormat melalui pujian dan penyembahan. Anugerah Allah sempurna adanya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda dapat benar-benar menghargai realita bahwa kini Anda bisa masuk ke ruang Maha Kudus Allah melalui Yesus Kristus?
- Di dalam kehidupan keseharian doa Anda, apa yang kini sering jadi penghalang ketika menghadap takhta-Nya?