Allah Yang Setia
2 Timotius 2:9-13
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
- 2 Timotius 2:13
Sebuah lirik lagu berbunyi: Terkadang kita merasa, tak ada jalan terbuka. Tak ada lagi waktu, terlambat sudah. Tuhan tak pernah berdusta. Dia s’lalu pegang janji-Nya. Bagi orang percaya mukjizat nyata. Di antara kita mungkin ada yang pernah merasa bahwa Tuhan sudah lupa akan janji-Nya dan tidak peduli lagi. Jika benar Dia pegang janji-Nya dan masih peduli, lantas mengapa doa saya belum dijawab? Mengapa penyakit saya tak kunjung sembuh? Mengapa saya di-PHK, padahal masih punya banyak tanggungan biaya hidup? Mengapa persoalan hidup yang saya alami semakin berat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang meragukan kesetiaan Tuhan.
Ada kabar baik untuk kita hari ini. Jika masalah dan pergumulan hidup belum kunjung selesai, itu tidak berarti Tuhan sudah tidak setia, tidak sayang, dan tidak peduli lagi dengan kita. Ayat emas di atas mengingatkan kita bahwa Dia tetap Allah yang setia. Kesetiaan adalah salah satu sifat Allah yang mutlak dan sempurna. Secara absolut, Allah dapat dipercaya. Setiap firman yang keluar dari mulut-Nya pasti digenapi. Dia, Allah yang setia dengan janji-janji-Nya sehingga hanya Dia yang bisa kita andalkan setiap saat. Frasa “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” berarti bahwa karena Allah setia maka Dia akan menghukum ketidaksetiaan umat-Nya. Selain itu, juga berarti ketidaksetiaan manusia tidak dapat menggagalkan rencana Allah. Jadi, harapan utama kita adalah kesetiaan Allah. Penulis Ibrani mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus tidak berubah kasih, penyertaan, dan pertolongan-Nya. Dia tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8).
Mengetahui bahwa Allah itu setia akan memampukan kita untuk tetap berlaku setia kepada-Nya. Di dalam situasi dan kondisi apa pun, baik sehat maupun sakit, berkelimpahan maupun berkekurangan, kaya maupun miskin, dan baik senang maupun susah, hendaknya kita tetap setia mengiringi Tuhan Yesus sampai Dia menjemput kita berpulang ke rumah Bapa di surga. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Why. 2:10b).
Refleksi Diri:
- Mengapa ada orang Kristen meragukan Tuhan dan gagal untuk setia kepada-Nya ketika menghadapi kesulitan hidup?
- Apa pengalaman hidup Anda di masa lampau yang membuktikan bahwa Allah itu setia?