Anugerah Di Balik Hukuman
Wahyu 8:6-13
dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
- Wahyu 8:9
Apakah beda penjahat dan polisi? Penjahat menembak tanpa peringatan, sedangkan polisi memberi peringatan sebelum menembak. Allah bukan penjahat. Dia menghukum bukan sekadar menghukum, tetapi dengan tujuan agar manusia bertobat. Hukuman Allah hari ini seperti tembakan peringatan seorang polisi, sebelum hukuman yang sesungguhnya di akhir zaman. Kebenaran ini terungkap jelas dalam Wahyu 8.
Setelah ketujuh meterai, datanglah ketujuh sangkakala. Urutan peniupan sangkakala juga sama dengan urutan pembukaan meterai, yakni 4-2-1. Empat sangkakala pertama ditiup secara berurutan (pasal 8), diikuti sangkakala kelima dan keenam (pasal 9), dan terakhir sangkakala ketujuh (pasal 11). Peniupan sangkakala menandai pelaksanaan hukuman kepada orang-orang fasik. Namun, ini hanya “tembakan peringatan” belum hukuman yang sesungguhnya.
Pertama, empat sangkakala pertama adalah hukuman secara tidak langsung mengenai manusia. Hukuman-hukuman tertuju pada bumi, tumbuh-tumbuhan, laut, sungai, mata air, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Hukuman-hukuman ini mengingatkan kita akan tulah-tulah dijatuhkan Tuhan pada bangsa Mesir, tetapi intensitasnya jauh lebih mengerikan. Sebagai contoh, hujan es dan api yang bercampur darah. Manusia akan menderita, karena rusaknya alam lingkungan mereka.
Kedua, di balik kengerian hukuman Tuhan yang dijatuhkan atas alam semesta, anugerah-Nya tetaplah nyata. Hukuman-hukuman ini tidak menghancurkan keseluruhan alam semesta, tetapi hanya sepertiga yang terkena efeknya. Sepertiga bumi terbakar, sepertiga pohon hangus, dsb. Mengapa hanya sepertiga? Karena semua ini adalah peringatan dari Tuhan. Fungsi dari sangkakala adalah untuk memperingatkan (Yeh. 33:3). Dengan ditiupnya sangkakala, Tuhan Allah hendak memperingatkan manusia berdosa. Sangkalala adalah panggilan untuk bertobat. Jika mereka tidak mau bertobat maka akan datang kebinasaan total.
Kebenaran ini berlaku bagi setiap orang Kristen. Kesulitan, tantangan, sakit, dan penderitaan yang kita hadapi mungkin merupakan tiupan sangkakala Allah untuk memperingati kita agar bertobat dari jalan yang salah. Mungkin juga Allah meniup sangkakalanya melalui teguran dari orang lain yang kita kenal ataupun hamba Tuhan yang Dia pakai untuk memperingati kita. Pekalah terhadap teguran Tuhan. Terbukalah di hadapan Tuhan. Dia masih memberikan kesempatan untuk kita kembali ke jalan-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa dosa-dosa yang mungkin masih Anda lakukan saat ini? Periksalah diri di hadapan Allah dan mohonkanlah pengampunan.
- Apa wujud syukur Anda kepada Bapa yang dalam Yesus Kristus telah mengampuni Anda?