Bahaya Iri Hati
Yakobus 3:13-18
Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
-Yakobus 3:16
Rasul Yakobus menegaskan bahaya dari iri hati dan mementingkan diri sendiri. Memang sebagai manusia sulit menghindari perasaan-perasaan tersebut. Sangat wajar terkadang kita iri hati dengan keberhasilan orang lain dibandingkan dengan diri kita. Yakobus juga menyatakan iri hati dan mementingkan diri sendiri jika dilengkapi dengan kesombongan dan dusta akan berbuahkan kejahatan (ay. 14). Ini buat kita tidak mau mengakui keunggulan (rendah hati) orang lain dan memaksakan kehendak kita kepadanya. Kita menganggap diri lebih baik daripada orang lain akibatnya muncul kekacauan/pertikaian dan segala macam kejahatan. Bagian Alkitab yang jelas mengisahkan iri hati adalah Kain membunuh Habel atau saudara-saudara Yusuf menangkap dan berencana membunuh Yusuf.
Bagaimana cara kita bebas dari iri hati dan mementingkan diri sendiri? Yakobus meminta kita untuk mencari hikmat dari atas (sesuai judul perikop). Jika hikmat dunia berasal dari filsafat dunia, hawa nafsu manusia dan dari setan-setan maka hikmat dari atas berasal dari Allah sendiri. Hikmat ini kita peroleh dari firman Tuhan yang menyatakan isi hati Allah bagi setiap umat-Nya.
Pada ayat 17 disebutkan hikmat dari atas sifatnya murni, di dalamnya tidak ada motivasi yang salah dan menyesatkan. Ia juga pendamai dan peramah, tidak punya keinginan merasa lebih baik atau menjatuhkan orang lain. Ia penurut, taat pada firman Allah bukan pada diri sendiri. Sifat selanjutnya penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, yaitu selalu ingin mementingkan dan memikirkan kebaikan orang lain. Sifat paling penting adalah tidak munafik, yaitu menampilkan sosok yang tulus hati.
Marilah kita mengoreksi hati. Jangan dikuasai oleh iri hati dan sifat mementingkan diri sendiri yang membuat hidup kita tidak bahagia. Kedua sifat ini seringkali menimbulkan pertengkaran dan menjauhkan kedamaian dalam hidup. Buanglah iri hati, miliki hati yang murni, pendamai, penuh belas kasihan, dan tidak munafik. Bersyukurlah atas apa yang Tuhan sudah berikan dalam hidup kita dan jadilah berbahagia.
Refleksi Diri:
- Adakah iri hati dan mementingkan diri sendiri menguasai Anda? Sudahkah Anda meminta hikmat dari atas untuk mengatasinya?
- Dari alinea ke-3, sifat-sifat hikmat dari Allah mana saja yang ingin Anda kembangkan?