Baik Atau Pun Buruk
Ayub 2:1-10
“… Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” ...
- Ayub 2:10
Ayat di atas merupakan kalimat yang diucapkan oleh Ayub menanggapi hasutan istrinya untuk menghujat Allah. Istri Ayub menyarankan demikian setelah Ayub mengalami musibah beruntun yang membuatnya sangat menderita. Jalan pikiran istri Ayub adalah jalan pikiran banyak orang, yaitu tujuan kita percaya Tuhan adalah agar hidup kita diberkati, secara spesifik berkat fisik: sehat, kaya, panjang umur. Seorang jemaat mendatangi saya, “Pak, mengapa sejak saya dibaptis, saya malah jatuh sakit?” “Jika kehidupan saya secara jasmani tidak tambah baik setelah saya percaya Tuhan Yesus, maka apa gunanya percaya Yesus?”
Itulah realita hidup. Ternyata setelah kita percaya Tuhan Yesus, kita tetap mengalami penderitaan seperti yang dialami orang-orang pada umumnya, bahkan mungkin lebih berat, seperti Ayub. Jadi apakah berarti sia-sia kita percaya? Rasul Petrus mengatakan, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan,” (1Ptr. 1:6). Sekalipun saat ini kita menderita, tetapi bergembiralah akan hal itu. Kok bisa? Apa alasan kita bisa bergembira? Jawabannya ada pada 1 Petrus 1:3-4, “suatu hidup yang penuh pengharapan, ... suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” Kita dijanjikan hidup yang kekal. Itu tujuan iman kita, tujuan kita percaya. Tuhan janjikan berkat kekal.
Jadi, sekalipun sekarang ini kita menderita maka jangan kecewa dan anggap percaya Tuhan itu sia-sia. Sampai kita berjumpa Tuhan nanti, penderitaan adalah bagian dari perjalanan iman. Penderitaan adalah cara Allah untuk memurnikan iman kita, sama seperti emas dimurnikan dengan dibakar pada suhu yang sangat tinggi (1Ptr. 1:7). Tanpa penderitaan, tidak akan lahir iman murni dalam hidup kita. Ketika menderita, saat itulah ujian iman berlangsung antara kita lebih mengasihi Tuhan atau mengasihi berkat Tuhan. Oleh sebab itu, berdoalah bukan hanya meminta berkat-berkat dari Tuhan, tetapi berdoalah agar kita rela dan kuat menanggung penderitaan sebagai ujian kemurniaan iman kita.
Refleksi diri:
- Bagaimana Anda memandang penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi selama ini?
- Apakah Anda sekarang siap mengasihi Tuhan apa pun keadaan yang Anda sedang alami? Mengapa?