Bayi Yang Merindukan Air Susu
1 Petrus 2:1-3
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.
- 1 Petrus 2:2
Seorang bayi hidupnya sangat bergantung pada air susu. Tanpa air susu, dirinya akan mengalami kelaparan, penderitaan, bahkan mungkin hal yang lebih buruk lagi. Saat lapar seorang bayi akan menangis. Ini sebuah alarm bagi orangtua untuk memberikan susu kepadanya. Air susu adalah kebutuhan primer yang sang bayi inginkan secara terus-menerus. Dengan tersedianya air susu, bayi akan dikenyangkan dan ditopang laju pertumbuhannya.
Penggunaan kata “bayi” menunjuk kepada orang-orang Kristen yang belum lama percaya kepada Yesus. Mereka baru dilahirkan kembali, bukan oleh emas atau perak, melainkan oleh darah yang mahal, yakni darah Kristus. Petrus merindukan mereka sebagai orang Kristen yang bertumbuh. Tanpa pertumbuhan, mustahil hidup mereka dapat berbuah.
Kata “ingin” pada ayat emas dalam bahasa aslinya mengacu pada suatu bentuk perintah, yaitu “inginkanlah” karena air susu adalah kebutuhan primer. Keinginan akan air susu muncul begitu kuat dalam diri orang percaya. Tentu air susu disini jangan diartikan secara harafiah, melainkan sebagai metafora yang menggambarkan firman Tuhan. Firman Tuhan yang menolong seorang percaya untuk bertumbuh dan menjalani hidup sampai keselamatan yang dijanjikan Allah tiba.
Perhatikan 2 Timotius 3:16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Firman Tuhan pasti akan menolong orang percaya bertumbuh secara rohani dengan sehat. Firman yang tertulis di dalam Alkitab adalah kebutuhan primer yang harus dibaca, direnungkan, dan dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Sebuah lagu Sekolah Minggu mengingatkan kita akan kebutuhan terhadap firman Tuhan. Liriknya demikian: Kubuka Alkitab, lalu kubaca, srek... srek... srek... Firman Tuhan ada di hatiku, ada di langkahku, ada di hidupku, dan terus bertumbuh sirami jiwaku, berbuah... berbuah... berbuah... berbuah. Alkitab yang ada di rumah jangan hanya disimpan, tetapi dibuka dan dibaca. Apa yang kita baca, taruhlah di hati dan biarkan Roh Kudus bekerja menolong agar firman dapat menjadi terang yang menuntun hidup. Mari jadilah sama seperti bayi yang terus-menerus menginginkan firman-Nya.
Refleksi Diri:
- Menurut pendapat Anda, apakah firman Tuhan itu? Sudahkah Anda menginginkan firman Tuhan setiap hari?
- Bagaimana Anda akan menerapkan apa yang Anda renungkan di dalam Alkitab?