Berapa Harga Pemuridan?
Lukas 14:25-33
Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
- Lukas 14:26
Peribahasa Indonesia mengatakan: ada harga, ada rupa. Artinya, harga sebuah barang disesuaikan/ditentukan dengan kualitas barang tersebut. Dengan kata lain, barang yang mahal adalah barang yang berkualitas tinggi dan sebaliknya, barang yang berkualitas rendah biasanya harganya murah. Demikian juga dengan kualitas seorang murid Yesus Kristus ditentukan oleh harga yang ia bayar.
Yesus mencari orang yang sungguh-sungguh mau berkomitmen membayar harga dalam mengikut Dia. Hal ini diumpamakan seperti seorang yang akan mendirikan menara atau seorang raja yang akan pergi berperang dimana mereka akan duduk dahulu untuk mempertimbangkan kemampuan mereka (ay. 28, 33). Frasa “duduk dahulu” artinya, mempertimbangkan secara matang akan harga yang harus dibayar sebelum bertindak. Yesus menantang para pendengar-Nya untuk memikirkan dahulu harga yang harus mereka bayar ketika menjadi murid-Nya. Apa harga menjadi murid Kristus?
Pertama, berkomitmen mengasihi Tuhan Yesus melebihi yang lain. Kata “membenci” di ayat 26 (miseo) tidak mengajarkan kita membenci keluarga sendiri sebab hal itu bertentangan dengan hukum kelima, hormatilah orangtua kita (Kel. 20:12). Namun, kata ini bisa diartikan kurang mengasihi atau love less (Mat. 10:37), yang merupakan gaya bahasa Ibrani untuk membandingkan kepada siapa kita harus lebih loyal atau lebih mengasihi. Kita harus lebih mengasihi Allah daripada keluarga kita atau apa pun juga. Kasihilah Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita (Mat. 22:37).
Kedua, berkomitmen memikul salib dan mengikut Yesus dengan setia. Salib adalah lambang penderitaan yang sangat mengerikan dan mematikan, sekaligus lambang kemenangan. Jadi, memikul salib adalah menanggung penderitaan sebagai murid Kristus sejati yang meliputi penolakan, penghinaan, dan penganiayaan karena memegang kebenaran demi memperoleh kemenangan hidup di dalam Kristus.
Mengikut Kristus tidak hanya sekadar emosi sesaat, coba-coba atau ikut-ikutan orang. Mengikut Kristus berarti berani membayar harga, yakni meninggalkan dosa, kejahatan, kesenangan dan mungkin juga terputusnya hubungan dengan keluarga, kehilangan pekerjaan atau kerugian materi, bahkan kehilangan nyawa. Marilah kita evaluasi komitmen kita dalam mengikut Yesus dan memperbaruinya agar sesuai dengan tuntutan-Nya.
Refleksi Diri:
- Apakah selama ini Anda hanya menjadi penggemar Yesus ataukah murid Yesus? Apakah Anda berani membayar harga pemuridan yang dituntut Yesus di atas?
- Apa komitmen yang ingin Anda buat agar menjadi murid Kristus yang sejati?