Bercermin dulu sebelum menghakimi
Matius 7:1-5
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
- Matius 7:2
Seorang pengamat seni datang ke sebuah pameran lukisan. Ia terkenal sering mengeluarkan kritikan-kritikan tajam. Saat kunjungan ternyata ia lupa membawa kacamatanya. Terlanjur sampai di pameran, ia akhirnya tetap memperhatikan lukisan-lukisan yang dipamerkan. Satu per satu diamatinya dengan seksama dari jarak sangat dekat. Tidak lama ia segera mengkritik beberapa lukisan. Sampai akhirnya ia sampai di sebuah pigura dan mencermati, kemudian berkata lantang, “Siapakah yang melukis wajah jelek ini?” Para pengunjung pameran tertawa. Ternyata ia tidak sadar bahwa pigura tersebut adalah sebuah cermin dan wajah yang ada di pigura itu adalah wajahnya sendiri.
Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak menghakimi orang lain. Mengapa? Pertama, supaya kita tidak dihakimi. Ketika kita menghakimi orang lain dengan pernyataan yang menjatuhkan atau melalui sikap yang tidak menghargai, maka orang lain pun akan memandang sama terhadap kita. Ukuran yang kita pakai untuk menghakimi akan dipakaikan juga terhadap kita (ay. 2). Misalnya, kita menghakimi orang lain yang suka terlambat dengan berkata, “Ia orang yang biasa terlambat.” Nah, saat berkata demikian secara tidak langsung orang lain akan melihat kehidupan kita, apakah kita orang yang memang datang tepat waktu. Jika terlambat sekali saja, orang lain akan mencibir dan menyatakan bahwa kita sama saja dengan orang yang kita pernah hakimi.
Kedua, kita belum tentu lebih baik. Hidup dan diri kita belum tentu lebih baik dan lebih kudus dari orang yang kita hakimi. Malah bisa jadi, kita tidak lebih baik dari orang yang kita hakimi. Yesus memberikan perumpamaan seorang yang melihat selumbar di mata saudaranya sedangkan balok di matanya sendiri tidak kelihatan (ay. 3-4). Kita boleh menghakimi, tapi refleksi diri dulu kekurangan kita, baru selanjutnya melihat kekurangan orang lain. Artinya, janganlah menghakimi orang lain yang belum tentu kesalahannya lebih besar daripada kita.
Marilah belajar lebih cepat melihat diri sendiri dibandingkan melihat orang lain. Koreksi diri sebelum mengoreksi orang lain. Setiap manusia di hadapan Tuhan adalah sama. Kita sama-sama orang berdosa yang telah mendapatkan kasih anugerah-Nya.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda mengkoreksi diri sebelum mengkoreksi orang lain?
- Bagaimana Anda akan bersikap sekarang saat melihat kekurangan/kesalahan orang lain?