Bagikan artikel ini :

Berdosa Di Hadapan Allah Yang Kudus

Yehezkiel 5:1-17

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
- Roma 6:23

Sebuah jemaat di kota Enfield, Inggris, begitu menolak ide tentang kebangunan rohani pada masa Kebangunan Besar (Great Awakening) di tahun 1730-an. Mereka lalu mengundang Jonathan Edwards, seorang teolog Amerika, untuk berkhotbah bagi mereka. Edwards menyampaikan sebuah khotbah berjudul Sinners in the Hand of an Angry God (Pendosa di Tangan Tuhan yang Murka) untuk menunjukkan keseriusan dosa di hadapan Tuhan. Sejarah mencatat ketika jemaat pesimis tersebut mendengar khotbahnya, banyak yang menangis, menyadari dosa sehingga terjadi kebangunan rohani jemaat. Orang yang menyadari keseriusan dosa dapat mengalami pertumbuhan dalam hidupnya.

Tuhan menunjukkan keseriusan dosa umat-Nya dengan meminta Nabi Yehezkiel memeragakan dan mengabarkan firman-Nya. Yehezkiel diminta untuk mencukur rambut dan janggutnya, serta membaginya menjadi tiga. Ketika ia mencukur rambut serta janggutnya menunjukkan tanda kehinaan, terutama bagi Yehezkiel yang seorang imam (2Sam. 10:4-5, Im. 21:5; bdk. Yeh. 1:3). Ketiga bagian rambut Yehezkiel melambangkan apa yang akan dilakukan Allah kepada Israel. Sepertiga akan dibuang ke dalam api, yang berarti mereka akan kena sampar dan mati kelaparan. Sepertiga akan mati dipotong-potong pedang dan sepertiga akan tersebar di mana-mana dan terhunus pedang (ay. 2; bdk. ay. 12).

Dosa dari orang Israel yang membuat Tuhan memperlakukan mereka seperti musuh (ay. 4-11). Namun, cerita bangsa Israel tidak berhenti di sana karena Tuhan memegang teguh perjanjian-Nya nenek moyang mereka. Ada sedikit dari bangsa itu yang tetap diselamatkan (ay. 3). Dari sisa bangsa Israel tersebut akan lahir Tuhan Yesus. Dia akan menanggung amarah Tuhan atas dosa-dosa manusia (ay. 13; bdk. Yes. 53:1-5).

Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa semua orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah sehingga layak menerima murka Allah. Namun, kasih karunia  Allah dalam Tuhan Yesus memampukan manusia kembali kepada-Nya. Jika Anda percaya kepada Yesus maka Allah akan menerima Anda. Sebaliknya, jika tidak maka tangan Allah akan teracung melawan Anda. Maukah Anda percaya kepada Yesus? Jika sudah, bagikanlah berita ini kepada orang-orang yang belum percaya kepada-Nya.


Refleksi Diri:

  • Apakah Anda sudah benar-benar percaya kepada Tuhan Yesus Kristus?
  • Siapa orang-orang di sekitar Anda yang belum percaya kepada-Nya? Bagaimana Anda akan menyampaikan berita kasih karunia tersebut?