Beribadah Dan Memberi Persembahan
1 Tawarikh 16:23-29
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan.
- 1 Tawarikh 16:29
Dalam liturgi ibadah yang kita ikuti setiap minggunya, ada satu momen dimana semua jemaat diajak untuk memberikan persembahan. Biasanya pemimpin pujian akan mengatakan, “Marilah kita mengembalikan berkat yang sudah Tuhan berikan melalui persembahan,” atau kalimat-kalimat sejenis lainnya untuk mengajak jemaat memberikan persembahan. Di dalam Alkitab juga terdapat ajakan kepada umat Israel untuk membawa persembahan kepada Tuhan.
Kita bisa menemukan susunan liturgi ibadah yang biasa orang Israel lakukan melalui perikop hari ini. Sang pemimpin pujian melakukan panggilan beribadah kepada umat (ay. 23-24). Ia lalu memberikan alasan mengapa mereka harus beribadah kepada Tuhan (ay. 25-27) dan melanjutkan dengan momen memberikan persembahan (ay. 29).
Mengapa kita perlu memberikan persembahan dalam susunan liturgi ibadah? Apakah kita wajib melakukannya? Jika pertanyaan ini dipermasalahkan maka pertanyaan yang lebih utama patut dikemukakan: Mengapa kita perlu beribadah? Apakah kita wajib melakukan ibadah? Jawabannya sudah pasti, kita beribadah bukan karena kewajiban untuk dilakukan, melainkan seperti yang disampaikan pemimpin pujian di atas mengenai alasan beribadah, karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang besar dan telah terbukti kedahsyatan-Nya di antara allah bangsa-bangsa lain.
Dengan alasan yang sama kita beribadah dan memberikan persembahan, bukan karena ada tuntutan yang ditujukan kepada kita, tetapi karena Tuhan yang telah menunjukkan kedahsyatan-Nya kepada bangsa Israel adalah Tuhan yang sama yang masih menyatakan kedahsyatan-Nya di dalam kehidupan kita dengan wujud yang berbeda daripada yang bangsa Israel dapatkan. Memberikan persembahan adalah respons yang kita berikan kepada Tuhan karena kesetiaan-Nya dan sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya oleh karena berkat- berkat yang dicurahkan-Nya tidak pernah sedikit dan usai.
Persembahan sejati tidak berbeda dengan ibadah. Ibadah dan persembahan adalah dua hal yang sejajar. Saat memberikan persembahan, kita juga melakukan kewajiban ibadah kita untuk memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus tidak membutuhkan harta kekayaan, melainkan pujian kita kepada-Nya. Tuhan juga tidak membutuhkan jumlah yang besar untuk kita masukkan ke dalam kantong persembahan, tetapi melihat hati yang sepenuhnya menyembah Dia. Hati yang menyembah dan memberi dengan penuh ucapan syukur.
Refleksi Diri:
- Bagaimana sejauh ini Anda memahami makna dalam beribadah dan memberikan persembahan?
- Apa sikap yang seharusnya Anda kembangkan dalam memberikan persembahan?