Berkatku, berkatmu, berkatnya
1 Timotius 6:2b-10
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
- 1 Timotius 6:9
Sering kita jumpai, orang yang merasa hidupnya susah, tapi bukan karena memang hidupnya susah. Mereka melihat hidupnya tidak sebaik kehidupan orang lain. Saat seseorang suka membandingkan hidupnya dengan orang lain maka ia tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada padanya. Apa yang dimiliki orang lain selalu ingin dimilikinya. Saat orang lain mencapai sesuatu, ia selalu ingin menyamai, bahkan melebihi. Lalu saat tidak bisa mencapai keinginannya, ia mulai menjadi gelisah. Di sinilah motivasi seseorang menjadi salah. Membandingkan hidup dengan orang lain bukan hanya membuat hidup jadi tambah kompleks dan berat, tetapi juga berdampak pada munculnya rasa iri hati. Ini harus kita waspadai!
Ingin mendapatkan atau mencapai sesuatu dalam hidup, tidaklah salah. Namun, jika motivasinya hanya untuk mendapatkan kepuasan pribadi, ini bisa men-jerat seseorang. Di dalam surat kepada Timotius, Rasul Paulus mengingatkan agar tidak terjerat dengan nafsu ingin menjadi kaya. Paulus bukan bermaksud tidak boleh memiliki banyak materi. Ia menekankan bahwa ada orang yang hidupnya hanya fokus untuk menjadi kaya, sampai-sampai berbagai cara dilakukan. Cara-cara ini adalah nafsu yang hampa dan mencelakakan, serta menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Bahkan bisa menyebabkan imannya menyimpang karena nafsu memburu uang. Banyak yang menjadi korban, bukan hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Sebagai orang percaya, hendaklah kita tetap berjuang dan bekerja keras. Namun, tidak selalu apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita sama takarannya dengan yang dipercayakan kepada orang lain. Berkat saya dan Anda mungkin berbeda, berkat Anda dan tetangga Anda pun berbeda. Kerja keras harus dijalani dengan melihat sisi Allah bahwa pemeliharaan Tuhan selalu ada dan apa yang diberikan-Nya kepada kita sangatlah cukup. Menikmati berkat-berkat yang Tuhan Yesus berikan jauh lebih indah daripada merasa tidak puas sehingga tidak bisa mensyukuri yang sudah ada pada kita. Lihatlah kembali apa yang sudah ada pada kita hari ini, mungkin tidak sebanyak orang lain, tapi Tuhan Yesus selalu memelihara.
Refleksi Diri:
- Kapan terakhir kali Anda membandingkan diri dengan orang lain? Apa motivasi Anda dalam membandingkan?
- Hal-hal apa saja yang bisa Anda syukuri hari ini?