Bersabar menanti janji Tuhan
Kejadian 18:10-15; 21:1-7
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
- Ibrani 6:15
Dalam hidup ini ada hal yang dapat kita pahami, tapi ada juga banyak hal yang tidak dapat kita pahami. Seringkali orang-orang bertanya, “Mengapa ini terjadi, Bu? Kenapa ia meninggalkanku? Apa maksud Tuhan di balik semua derita yang kualami ini? Bagaimana pengalaman Ibu menghadapi semua itu?” Saya tidak tahu... Saya hanya bisa diam...
Yang saya ingat dari pengalaman, saya berusaha tetap berjalan, walaupun pelan. Yang saya lakukan hanya berusaha bangkit dari serpihan asa yang tersisa. Yang saya buat hanya menjalani tanpa bertanya mengapa, kenapa, ada apa? Dulu sudah ratusan kali saya ucapkan, serukan, dan tanyakan tapi tak saya temukan jawaban. Akhirnya saya berdamai dengan keadaan dan belajar berjalan selangkah demi selangkah.
Abraham dijanjikan Allah akan mempunyai banyak keturunan yang memenuhi bumi. Namun hingga usia lanjut, Abraham dan Sara belum juga dikaruniai seorang anak. Dalam penantian Abraham tidak berputus asa, ia memilih bersabar dan setia dalam menanti janji-Nya. Ia mencoba untuk belajar bersabar dengan situasi yang dihadapinya dan menikmati kesusahan yang dialaminya. Di akhir perjalanan hidupnya kita tahu bahwa Allah tidak mengingkari janji-Nya kepada Abraham.
Kata “sabar” sebetulnya mengandung dua pengertian. Pertama, menunggu di dalam waktu yang panjang. Menanti pemenuhan janji-janji Tuhan memerlukan kesabaran disertai ketaatan yang tinggi. Waktu untuk mendapatkan jawaban Tuhan bisa berlangsung lama. Arti kedua, tahan terhadap tekanan, cacian, dan juga berbagai penderitaan selama penantian. Saat menunggu janji Tuhan sering kali kita juga ditekan oleh pihak-pihak luar atau situasi yang kurang mendukung.
Kita serasa mengalami penderitaan tak berkesudahan. Nah, di sinilah kita butuh ke-sabaran dan daya tahan dalam menanti.
Ketika saya jalani penantian itu, saya mengerti bahwa semua kejadian yang tak saya pahami, perlakuan sesama yang menyakiti dan kondisi yang tidak sesuai harapan, diizinkan Tuhan terjadi supaya saya belajar. Belajar mengampuni, melupakan, dan mengasihi lagi. Belajar berdamai dengan keadaan. Belajar menikmati yang sementara ini tidak sesuai harapan.
Anda mungkin saat ini sedang mengalami pergumulan? Abraham sudah alami. Tuhan Yesus juga sudah alami. Bersabarlah Anda tidak sendirian...
Refleksi Diri:
- Apa yang biasanya Anda lakukan dalam menanti jawaban akan janji-janji Tuhan?
- Penantian membutuhkan kesabaran dan daya tahan, seberapa siap Anda bisa bersabar dan punya daya tahan?