Betapa Mulianya Nama-Mu
Mazmur 8
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
- Mazmur 8:2
Manusia bisa memandang dirinya dalam dua ekstrem. Pertama, melihat dirinya harus menjadi yang utama. Ia merasa dirinya berharga kalau dipuji orang dan merasa terganggu kalau tidak dihargai orang. Kedua, melihat dirinya begitu rendahnya. Ia merasa dirinya buruk, tidak berharga. Kehadiran dirinya di dunia tidak memiliki arti. Mazmur 8 membawa kita mengenali Tuhan dengan benar sehingga bisa melihat diri kita dengan benar. Pemazmur sedang menuntun kita melakukan apa yang seharusnya kita lakukan di dunia. Derek Kidner, penulis buku Kristiani, berkata, “Mazmur ini adalah contoh yang tak tertandingi tentang bagaimana seharusnya sebuah himne, merayakan kemuliaan dan kasih karunia Allah, mengingat kembali siapa Dia dan apa yang telah Dia lakukan, menghubungkan kita dan dunia kita dengan-Nya.”
Pemazmur memuji Tuhan. Pertama-tama, ia memandang segala kebesaran Tuhan. Pemazmur melihat ciptaan sebagai sesuatu yang kecil di hadapan Tuhan (ay. 4). Ia melihat langit yang begitu luas, tetapi hanya dibuat dengan jari-jari-Nya. Bulan dan bintang-bintang dengan mudahnya diletakkan oleh Tuhan. Pemazmur mengajak kita untuk menyadari betapa besar dan tak terbandingkannya Tuhan. Tidak ada yang lebih besar daripada Tuhan.
Kedua, pemazmur membandingkan keberadaan manusia, “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (ay. 5). Pemazmur memandang manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan Tuhan. Begitu kecilnya, hanya ciptaan, tetapi Tuhan mengingat dan mengindahkannya. Yang luar biasa, pemazmur menyatakan “… Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (ay. 6). Manusia berharga karena Tuhan yang membuatnya berharga. Satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah Tuhan memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat, manakala Dia menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya. Bahkan ketika gambar ini rusak oleh dosa, Tuhan Yesus yang menebus kita dari dosa memulihkan gambar itu dan membuat kita kudus.
Jadi, melihat keagungan Tuhan dan apa yang telah Dia perbuat selama ini maka sudah selayaknya kita memuliakan Tuhan saja dalam hidup. Kita memang kecil, tetapi Tuhan yang besar telah menjadikan kita berharga di dalam Tuhan Yesus. Seperti yang pemazmur katakan di ayat pembuka dan penutup Mazmur 8, “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.”
Refleksi Diri:
- Mengapa hidup Anda berharga di mata Tuhan?
- Bagaimana sekarang Anda memandang diri sendiri di hadapan Allah?