Bijak memaksimalkan usia
Mazmur 90:1-12
Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, ...
- Mazmur 90:10a.
Suatu hari saya berolahraga jalan pagi melewati rute yang sudah beberapa kali saya lewati. Ada turunan, tanjakan, lalu belokan. Seperti yang rutin saya lakukan, saya tahu satu putaran itu butuh waktu dua puluh menit. Biasanya saat saya melewati daerah itu yang terdengar hanyalah suara ayam berkokok atau ibu-ibu yang menyapu halaman rumahnya. Tapi pagi itu, ada suara yang berbeda.
Saya mendengar bunyi, “Nit.. nit.. nit..” Bunyi apa, yah? Oalaah… itu jeritan dari meteran listrik, token pulsa listrik yang habis… maklum yah, tanggal tua.. hehehe..
Saya jadi teringat Mazmur 90:10 yang merupakan bagian dari doa Musa. Di dalam doanya, Musa sadar bahwa umur manusia ada masanya, ada batas usia.
Seandainya umur kita bisa diisi ulang seperti token listrik, wuaaah bakalan antre panjang.. Setiap hari orang berbondong-bondong menambah “pulsa umur” he-hehe… Tapi kenyataan tidak bisa! Tidak ada tempat untuk nambah umur, Saudara-saudaraku.
Karena tidak bisa memperpanjang usia dan tidak bisa mengisi ulang umur maka kita harus benar-benar menggunakan usia yang masih tersisa dengan maksimal. Usia kita terbatas maka harus dijalani dengan berkualitas. Setiap hari baru dan selalu baru tiap hari. Hari yang sudah dilalui, tidak bisa diulangi lagi.
Kita harus sungguh bijak menjalani hidup. Jangan buang-buang waktu dengan menyimpan dendam, memendam kekecewaan yang berlarut-larut atau ngegosip. Jangan habiskan waktu kita untuk hal-hal tidak berguna, malas-malasan, nonton drama picisan yang bikin kita nangis seharian, atau main game nggak ingat kerjaan, tugas rumah tangga, bahkan sampai lupa pulang.
Ingat lho.. sebentar lagi bunyi “nit.. nit.. nit..” Anda akan berbunyi. Mau nambah umur? Ngga bisaaa... Saat ini, selama kita masih diberi nafas, bijaklah mengatur, menggunakan, dan menjalani hidup kita. Gunakan waktu yang ada dengan maksimal untuk melakukan kehendak Tuhan. Ingat, selama masih ada kesempatan diberikan kepada Anda, meski mungkin Anda sedang terbaring sakit di tempat tidur, pakai kesempatan waktu yang ada untuk kemuliaan Tuhan.
Refleksi Diri:
- Seberapa bijak Anda telah memaksimalkan waktu yang Anda miliki?
- Jika “pulsa umur” Anda besok akan habis, apa yang ingin Anda lakukan hari ini untuk memuliakan Tuhan?