Bijak mengatur persepuluhan
Ulangan 14:22-29
... engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu ... Maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau ...”
- Ulangan 14:28-29
Persepuluhan sudah sejak dini kita kenal di gereja kita. Di dalam Alkitab pertama kali muncul ketika Abram mempersembahkan persepuluhan (Kej. 14:18-20). Kemudian Yakub dan banyak bagian Perjanjian Lama lain mencatatnya. Di dalam Perjanjian Baru, tidak ada perkataan bahwa persepuluhan dihapuskan. Persepuluhan adalah persembahan paling sedikit yang dilakukan, seorang Kristen sejati akan mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan.
Salah kaprah dalam ajaran persepuluhan menyebabkan tidak sedikit pendeta atau gembala merasa berhak menerima semua dari jemaat. Mereka mengambil bagian terbesar sesuai standar yang ditetapkannya sendiri, lalu sisanya ia bagi sedikit-sedikit kepada para pendeta atau penginjil yang membantunya. Hal ini sangat tidak Alkitabiah.
Persepuluhan pada awalnya dikumpulkan untuk kemudian dibawa ke rumah Tuhan, lalu di sana dibagi untuk yang melayani penuh waktu di bait Allah, kemudian orang asing (termasuk musafir atau sekarang dikenal sebagai misionaris), para janda, dan anak-anak yatim.
Praktik monopoli distribusi persepuluhan oleh pendeta dan gembala menyebabkan orang yang tahu kebenaran Alkitab akhirnya malas memberi persepuluhan ke gereja. Mereka mempersembahkan persepuluhannya secara langsung kepada misionaris, para janda, yatim dan lainnya melalui persembahan sosial.
Tuhan Yesus mencela keras orang Farisi dan ahli Taurat yang begitu ketat dan tidak pernah meleset di dalam aturan persepuluhan karena hati mereka yang tidak adil dan tidak memiliki belas kasihan (Mat. 23:23). Dari kebenaran ini kita mendapatkan prinsip penting bahwa persembahan persepuluhan sangat berkaitan erat dengan hukum moral lainnya, yaitu belas kasihan dan kekudusan.
Walaupun Anda memberikan banyak persembahan bahkan sampai 100% dari harta, tapi jikalau memiliki hati yang jahat, segala persembahan Anda akan sia-sia.
Berilah persepuluhan dengan sikap hati yang penuh hormat dan taat, bahkan dengan hati yang bersyukur atas segala berkat yang kita terima sebelumnya dari Tuhan. Dan berdoalah agar para pengurus gereja bijak dalam mengalokasikan persepuluhan untuk pelayanan misi, sosial, dan pelayanan Tuhan lainnya.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda memberikan persepuluhan dari penghasilan Anda secara rutin?
- Apakah Anda pernah berdoa untuk kebijakan para pengurus gereja dalam mengalokasikan persepuluhan?