Buang mental mengemis!
Markus 10:46-52
Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!”
- Markus 10:50-51
Bartimeus memiliki kerinduan yang berbeda. Berbeda dengan kebanyakan orang buta atau pengemis lain yang seringkali terlanjur “nyaman” dengan profesinya, dimana mereka lebih memilih hidup dari belas kasihan orang lain karena mendatangkan keuntungan, Bartimeus justru ingin segera keluar dan melepaskan diri dari “jubah pengemisnya”. Itu sebabnya ia menemui Yesus dan berteriak, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Yesus lalu menyembuhkan Bartimeus dan segera ia menanggalkan jubah pengemisnya.
Pelajaran penting dari kisah Bartimeus bukan semata menceriterakan tentang seorang buta yang dicelikkan matanya oleh Yesus, tapi tentang seseorang yang hidupnya ingin berubah dengan bersedia menanggalkan “jubah lama” yang telah sekian lama dikenakan dan menggantinya dengan “jubah baru”. Ia ingin berubah semakin baik.
Di Indonesia, tidak sedikit orang justru rela mengenakan jubah pengemis untuk merauk untung besar. Tahun lalu, sebuah harian nasional memberitakan seorang pengemis yang biasa mangkal di beberapa sudut keramaian kota Bogor, ditertibkan Satpol PP. Sebagai pengemis, ternyata ia memiliki banyak angkot. Ia sendiri menggunakan mobil pribadi beserta supirnya yang mengantar ke lokasi-lokasi yang mendatangkan keuntungan dari mengemis. Pengemis ini bahkan sanggup membiayai tiga orang istri dan banyak anak dengan kesejahteraan yang cukup. Ia menganggap profesinya sebagai pekerjaan yang efektif.
Hmm... begitulah hidup. Banyak orang mencari rezeki dengan cara halal tapi hina. Padahal banyak pekerjaan halal lainnya yang bisa dilakukan tanpa menurunkan derajatnya sebagai manusia. Jadi sekarang, marilah bijak dalam memberi orang yang meminta.
Ahh.. kalo gitu kami nggak usah memberi deh! Ini salah juga! Yesus pribadi yang murah hati, karena itu biarlah kita tetap bermurah hati. Hidup bukanlah cerita tentang kebahagiaan Anda sendiri, tapi tentang berbagi kebahagiaan bersama orang-orang yang kepadanya Tuhan menaruh beban di hati Anda.
Saudaraku, ganti mental yang suka meminta belas kasihan orang lain dalam berbagai bentuk dan mintalah Yesus mengubah hidup Anda dengan melihat cara yang lebih positif, seperti Bartimeus. Tuhan bertanya, “Apa yang kau kehendaki Aku berbuat bagimu?” Apa jawab Anda? Salam bijak berubah Bartimeus.
Refleksi Diri:
- Apakah ada sifat di dalam diri Anda yang mengandalkan meminta dari belas kasihan orang lain? Segera buang sifat ini!
- Bagaimana sekarang Anda akan lebih bijak dalam memberi seseorang yang miskin?