Bukan Orang MunaFik
Matius 15:1-20
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
- Matius 15:8-9
Peristiwa yang terjadi di Matius 15:1-20 dimulai ketika orang Farisi dan ahli Taurat mempermasalahkan perilaku murid Tuhan Yesus yang makan tanpa membasuh tangan. Bagi mereka, Yesus sudah melakukan kesalahan karena
tidak memperhatikan kekudusan hidup murid-murid-Nya. Menurut mereka, makan tanpa membasuh tangan menjadikan para murid tidak tahir atau tidak kudus. Jawaban Yesus cukup mengejutkan. Bukannya kata maaf tapi justru teguran keras terhadap kemunafikan orang Farisi dan ahli Taurat. Yesus justru memberi peringatan akan perilaku mereka yang lebih menekankan tradisi atau adat istiadat dibanding melaksanakan firman Tuhan. Yesus menegur mereka karena cenderung mengutamakan hal lahiriah daripada batiniah.
Sikap yang lebih mementingkan adat istiadat menurut Yesus adalah sikap orang munafik. Orang munafik adalah orang yang hanya bisa berkata di bibir tetapi sesungguhnya hatinya berkata lain. Dari mulut keluar kata kasih tetapi sebenarnya hatinya penuh dengan iri dan benci. Yesus sangat membenci perilaku orang yang munafik. Tampak luar menyembah Tuhan, tetapi sebenarnya hatinya tidak pernah mengasihi Tuhan. Orang-orang semacam ini cenderung memiliki kehidupan yang menyenangkan hati manusia daripada menyenangkan hati Tuhan. Yesus menyatakan, “… bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang” (ay.11) untuk menentang perilaku orang Farisi dan ahli Taurat.
Tuhan Yesus sangat rindu melihat anak-anak Tuhan bukan hanya mementingkan penampilan luar yang saleh dan taat beribadah, tetapi juga memiliki isi hati yang sungguh-sungguh menyembah Tuhan. Yesus berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Mat. 7:16-17).
Sebagai murid-murid Kristus, marilah kita menghasilkan buah-buah yang baik sebagai hasil dari pertobatan dan hati yang murni untuk Yesus (Gal. 5:22-23). Buah Roh adalah karakter orang Kristen yang sudah diubahkan. Berdoalah minta Roh Kudus memimpin hidup kita untuk menghasilkan buah-buah Roh.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda mempraktikkan firman Tuhan dalam tindakan nyata, bukan sebatas menaati firman melalui ritual agama?
- Apa buah-buah Roh yang Anda rasa masih perlu dikembangkan melalui doa kepada Roh Kudus?